Jangan sombong ketika anda sudah lulus pendidikan guru penggerak Kemdikbud ristek. Di atas langit masih ada langit. Anda harus menerapkan ilmu padi. Seharusnya anda bagikan ilmu yang sudah didapatkan kepada guru lainnya. Omjay membagikannya lewat tulisan di Kompasiana.
Omjay sempat sedih ketika ada lulusan guru penggerak Kemdikbudristek mengejek tulisan Omjay di Kompasiana. Katanya Omjay kejar setoran. Seolah-olah Omjay menulis hanya mengharapkan mendapatkan gopay.
Padahal bukan itu tujuannya. Bonus gopay adalah hadiah atau bonus yang Omjay dapatkan, karena rajin bersedekah setiap hari melalui tulisan di kompasiana. Omjay mendapatkan K-reward yang diumumkan pengelola Kompasiana setiap bulannya.
Perlu anda ketahui. Selama ini Program pendidikan guru penggerak hanya dapat dinikmati oleh mereka yang ikut seleksi saja, dan mereka yang tidak memenuhi syarat terpaksa belajar secara mandiri.Â
Mereka tetap belajar tanpa imbalan apapun. Guru penggerak seharusnya selalu memberi tak harap kembali. Guru mampu menjadi pemimpin pembelajaran di kelasnya sendiri.
"Guru yang belajar secara mandiri dan dekat dengan semua muridnya justru jauh lebih baik dari mereka yang hanya aktif di depan laptop dan membuat laporan asal bapak dan ibu senang. Guru yang mandiri akan terus belajar sepanjang hayat tanpa perintah siapapun dan merupakan kesadaran dalam dirinya untuk selalu lebih baik", kata Omjay.
Pak Isnawan Aslam dari satuguru.id menuliskan komentar di wa group satuguru. Beliau mengomentari tentang program pendidikan guru penggerak Kemdikbudristek.Â
Diberbagai komunitas guru, kini ada dua "golongan", dua-duanya menyandang atribut guru penggerak. Mereka sama-sama bergerak dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Itulah keunikan dan kekuatan Indonesia.
Guru penggerak pertama adalah guru penggerak hasil seleksi dari Kemendikbud ristek, yang sampai sekarang sudah mencapai Angkatan Ke-11. Dengan berbagai dinamikanya, terus berlanjut di era Mendikbud ristek Nadiem Makarim.
Guru penggerak kedua adalah hasil seleksi alam, yang sampai sekarang telah mencapai Angkatan Ke-n. Artinya tidak pernah tahu kapan akan berakhir. Dari zaman kemerdekaan hingga kurikulum merdeka tak pernah memandang kastanisasi pendidikan. Mereka terus berjuang dibayar atau tidak dibayar oleh pemerintah. Guru-guru seperti ini biasa disebut guru tangguh berhati cahaya.