Ada apa di kota Bandung? Ada banyak orang sedang merenung. Mereka bertemu Allah SWT lewat sholat. Rahasia sholat subuh sudah mereka temukan. Itulah hadiah bagi hamba Allah yang bertakwa.
Di saat orang banyak masih tertidur lelap, mereka sudah ada di rumah Allah. Kalimat tasbih, tahmid, dan tahlil mereka kumandangkan di dalam hati dan terdengar sampai ke penguasa langit dan bumi.
Setelah lebaran idul Fitri banyak orang yang mengaku sebagai pemenang. Namun sholat subuhnya kesiangan. Lebih baik tidur daripada sholat. Semoga kita tak terkena laknat.
Ya memang tidak mudah menjadi seorang pemenang. Dia harus mampu menaklukan dirinya sendiri. Hawa nafsu selalu ada dalam diri kita sehingga takut mati dan cinta kepada dunia.
Padahal tak ada satupun hartanya dibawa mati. Hanya amal Sholeh yang menemani kita di dalam kubur. Siksa kubur akan datang bila tak kita persiapkan diri dari sekarang. Segera kumpulkan bekal menuju perjalanan abadi.
Ada apa di kota Bandung? Ada seorang anak manusia yang sedang merenung. Ide menulisnya tak terbendung. Pikiran rakyat kecil yang sedang ada di kota Bandung.
Manusia hanya makhluk Allah yang lemah. Kita lupa bahwa manusia adalah pengembara yang singgah sebentar, lalu pergi kembali.
Pedagang nasi uduk dan gorengan sudah siap menjemput rezekinya. Mereka menjalankan falsafah orang Sunda. "Indit tunduh, teu indit butuh". Rasa kantuk dilawannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ada apa di kota Bandung? Ada banyak anak manusia menjemput rezekinya masing-masing. Udar ideur ke sana kemari akhirnya mati. Kematian itu pasti dan akan ada hidup sesudah mati.
Inilah sebuah kisah omjay di kota bandung. Jangan mudah tersanjung. Sebab sanjungan membuatmu akan tersandung. Marilah kita merenung. Tak usah bingung.
Salam blogger persahabatanÂ
Mudik memang asyik dengan musik. Perjalanan yang melelahkan dapat terhibur dengan adanya musik di dalam mobil.
https://ramadan.kompasiana.com/wijayalabs/6618a102c57afb7b281794c5/mudik-asyik-dengan-musik
Omjay ucapkan Mohon maaf lahir dan batin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H