Jawaban lucu pertanyaan Ramadan adalah topik yang diminta pengelola Kompasiana hari ini. Kebetulan pagi hari ini Omjay sedang berada di masjid Al Islam di jalan Jamika kota Bandung.
Habis waktu imsak di kota Bandung, Omjay sengaja segera berangkat ke masjid sebelum adzan subuh. Permata Omjay ingin sholat sunah sebelum subuh dan kedua ingin silahturahmi eh silaturahim dengan pengurus masjid Al Islam.
Pulang dari masjid Al Islam, Omjay diajak pergi ke Jerman sama kang Asep Surya. Beliau berdagang makanan dan minuman dalam kemasan di pasar tumpah di jalan jenderal Sudirman. Orang menyebutnya Jerman. Jadi bukan Jerman Barat he-he-he.
Pukul 05.20 WIB Omjay sudah berada di Jerman. Omjay menemani kang Asep Surya bersama istrinya berjualan dan melayani pembeli dengan senyuman. Omjay belajar cara mereka melayani pembeli.
Pelanggannya lumayan banyak pagi hari ini. Katanya sekarang lagi sepi. Tidak seperti dulu sebelum pandemi covid-19 yang selalu ramai pembelinya. Kata kang Asep Surya sehari bisa masuk uang sekitar 6-9 juta kalau seminggu mendekati lebaran idul Fitri. Waktu jualan sekitar satu jam setengah.
Sekarang pembelinya tidak sebanyak dahulu. Bisa masuk satu juta rupiah saja sehari sudah syukur Alhamdulillah katanya. Semua pedagang di pasar ini mengalaminya. Jadi yang susah banyak dan mereka berusaha dengan menjemput rezeki masing-masing.
https://youtu.be/vu02GcGkre4?si=TM3c5Dhdcc6uSDAX
Ada sebuah pertanyaan yang sulit dijawab dengan matematika Allah. Kalau berdasarkan logika matematika, seharusnya mereka merugi. Namun Allah Maha Adil. Mereka semua bisa bertahan hidup di kota Bandung.
"Indit tunduh teu indit butuh' artinya pergi ngantuk. Tidak pergi perlu. Itulah falsafah orang Sunda yang sangat bagus maknanya.
Inilah jawaban terindah dari Allah. Omjay tanya apa resepnya kang Asep Surya bisa bertahan di kondisi sulit saat ini?Â
Ternyata jawabannya ketemu dan lucu. Omjay dibuat tersenyum pagi ini. Setiap bulan mereka membantu mengumpulkan donasi untuk anak yatim. Alhamdulillah sampai saat ini rutin mereka lakukan.
Secara kebetulan Omjay diberi amanah oleh sekolah untuk menyalurkan zakat fitrah. Omjay langsung kirimkan donasinya kepada Allah. Semoga dapat digunakan untuk membahagiakan anak yatim di hari raya idul Fitri nanti.
Kalau dipikir-pikir lucu juga ya. Jumlah pemasukan berjualan menurun. Namun mereka masih bisa mendapatkan keuntungan walaupun kecil. Mental mereka dalam berjualan memang bermental baja dan tetap fokus berjualan setiap harinya.
Omjay sendiri menjadi tersenyum dan mentertawakan diri sendiri. Sekarang Omjay menjadi seorang penulis. Setiap hari menulis apa yang Omjay kuasai dan sukai. Omjay menuliskannya di https://kompasiana.com/wijayalabs
Setiap tulisan Omjay belum tentu dibaca oleh orang lain. Omjay selalu rajin membagikannya di media sosial yang Omjay ikuti. Termasuk juga berbagai WhatsApp group yang Omjay ikuti. Bahkan ada admin WhatsApp group yang langsung mengunci wag supaya Omjay tidak berkirim tulisan di wag tersebut. Oh my God!
Bagi Omjay membagikan tulisan itu sedekah. Jadi Omjay tersenyum saja bila mereka tak mau membacanya. Bila dibaca akan banyak pencerahan yang diterima, dan bila tak dibaca ya tidak apa-apa.
Seperti kang Asep Surya yang menjadi pedagang di pasar tumpah Jerman ini. Banyak orang yang datang melihat barang dagangannya. Namun, tak semua orang membelinya. Beliau tetap tersenyum ramah bahkan kepada orang yang memarkirkan mobilnya di depan dagangannya.
Begitulah hidup di dunia. Kita bisa dibuat tersenyum oleh kenyataan hidup. Inilah jawaban lucu yang membuat kita tersenyum di bulan Ramadan. Pagi ini Omjay belajar di Jerman. Melihat langsung para pedagang menjemput rezeki masing-masing.
Rezeki itu seringkali dikejar dia lari. Tidak dikejar dia datang. Kalau memang sudah rezekinya pasti tidak akan pernah tertukar. Sebab setiap orang sudah ada Rezekinya masing-masing.
Kebutuhan hidup membuat kang Asep dan istrinya bertahan untuk berjualan setiap hari. Selain itu merupakan keturunan dari keluarga secara turun menurun. Kang Asep Surya dan istri berharap dapat rezeki yang berlimpah dan ingin menunaikan ibadah umroh ke tanah suci Mekah. Â Omjay doakan terwujud.
Berkat berdagang di Jerman, beliau bersama istrinya dapat membangun rumah dan menyekolahkan anaknya di kota Bandung.Â
Pelajaran penting yang Omjay dapatkan pagi hari ini adalah teruslah bekerja dan berusaha. Urusan rezeki sudah ada yang mengatur. Pasarkan eh pasrahkan semua kepada Allah SWT. Matematika Allah akan bekerja untuk umatnya yang bertakwa.
Demikianlah kisah Omjay hari ini dalam menjawab tantangan Ramadan bercerita di Kompasiana. Jawaban lucu di bulan Ramadan adalah rezeki itu bila dikejar dia lari, dan tidak dikejar dia datang. Semoga Ramadan tahun ini menjadi ramadan terindah bagi kita semuanya.
Salam blogger persahabatan
Omjay
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H