Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Para Pemburu Takjil di Bulan Ramadan

22 Maret 2024   20:11 Diperbarui: 22 Maret 2024   20:15 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar dokpri

Pendahuluan

Saat berbuka puasa bagi seorang mahasiswa yang tinggal di rumah kost-kostan adalah mencari tempat berbuka puasa gratis dari masjid ke masjid. Itulah yang dahulu Omjay lakukan menjadi para pemburu takjil.

https://ramadan.kompasiana.com/wijayalabs/65fcaf8bde948f2d091b0a22/kreasi-berbuka-puasa-anak-kost-mahasiswa-ikip-jakarta

Selama tinggal di rumah kost-kostan, Omjay hampir tak pernah masak sendiri. Sebab tidak ada tempat untuk memasak di dalam kamar kostnya. Jadi wajar bila kami sahur dan berbuka puasa mencari tempat sahur dan berbuka puasa yang gratis atau berbayar murah.

Input sumber gambar dokpri
Input sumber gambar dokpri

Es kelapa muda dan gorengan menjadi menu favorit kami di saat berbuka puasa. Bahkan setelah berkeluarga,  Omjay berbuka puasa dengan es kelapa tanpa gula atau susu. Beli gorengan juga seadanya saja. Bagi Omjay sudah ada tempe dan tahu goreng sudah terasa nikmat rasanya.

Apa yang Omjay lakukan selama menjadi para pemburu takjil?

Omjay mencari tahu informasi tentang tempat atau masjid yang menyelenggarakan berbuka puasa bersama. Niatnya memakmurkan masjid dan sekaligus tarawih bersama. Setelah pulang dari masjid, barulah Omjay ke rumah kost untuk belajar dan beristirahat di kamar kost yang mungil.

Waktu Omjay kuliah di IKIP Jakarta, harga kamar kost masih Rp. 80.000 dan dibagi dua dengan teman sekamar kost. Jadi per bulan Omjay keluar biaya sekitar Rp 40.000. Selama 6 bulan atau satu semester, Omjay keluar biaya sekitar Rp. 240.000. 

Saat itu Omjay mendapatkan beasiswa dari Depdiknas sebesar Rp 300.000 per bulan. Jadi saat dapat rapelan beasiswa senang sekali rasanya. Sebab bisa bayar hutang kamar kost dan hutang di warung makan langganan.

Nah, untuk makan atau sarapan pagi biasanya jarang. Kami baru makan siang dengan nasi di saat istirahat kuliah di kampus UNJ yang waktu itu bernama IKIP Jakarta. Kami makan di kantin sastra yang murah meriah. Dengan uang hanya Rp. 5.000 sudah kenyang sampai malam hari. Kalau sekarang sudah susah cari makan kenyang dengan uang segitu.

Siapa saja yang menjadi para pemburu takjil?

Para pemburu takjil biasanya mahasiswa dan anak-anak sekitar kampus. Sore hari kami sudah kumpul di masjid kampus dan antri mengambil takjil dan nasi kotak. 

Saat menjadi guru di SMP Labschool Jakarta Timur, Omjay menjadi panitia buka puasa masjid Baitul Ilmi Labschool UNJ. Omjay dan kawan-kawan diminta untuk membagikan takjil kepada para mahasiswa dan anak-anak sekitar kampus UNJ Rawamangun Jakarta Timur. Juga para musafir yang datang untuk ikut berburu dan berbuka puasa bersama. Senang sekali rasanya.

Kapan Omjay menjadi para pemburu takjil?

Omjay menjadi mahasiswa IKIP Jakarta dari tahun 1990 sampai 1994. Saat menjadi mahasiswa itulah Omjay suka berburu takjil di saat bulan ramadan. Kebetulan Omjay juga aktif menjadi aktivis lembaga dakwah kampus musholla mahasiswa IKIP Jakarta. Omjay pernah menjadi ketua musholla Al Biruni Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan atau FPTK IKIP Jakarta.

Dimana Omjay menjadi para pemburu takjil?

Omjay menjadi pemburu takjil di masjid kampus yang bernama masjid at takwa Rawamangun Jakarta Timur. Waktu itu banyak kawan-kawan kampus IKIP Jakarta yang juga tinggal di masjid kampus. 

Mengapa Omjay menjadi para pemburu takjil?

Waktu itu Omjay tak punya uang banyak untuk makan di warung makan setiap hari selama bulan Ramadan. Sementara itu tak ada kiriman uang dari orang tua. Jadi kami benar-benar mandiri hidup di ibukota Jakarta.

Bagaimana caranya Omjay dapat sukses menjadi para pemburu takjil?

Omjay mendekatkan diri di rumah Allah selama bulan Ramadan. Biasanya Omjay ikut kegiatan iktikaf di 10 malam terakhir selama bulan Ramadan. Alhamdulillah sahur dan berbuka puasa terjamin. Kami baru pulang ke rumah di saat malam hari Raya idul Fitri. Omjay bertemu ayah dan bunda.

Penutup

Demikianlah kisah omjay tentang para pemburu takjil ketika Omjay masih menjadi mahasiswa fptk IKIP Jakarta. Semoga kisah Omjay ini dapat memotivasi kawan-kawan semua yang sekarang menjadi mahasiswa untuk semakin bersemangat mencapai cita-cita. Lulus tepat waktu dan siap mengabdikan diri untuk bangsa dan negara. Ikut aktif dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Salam blogger persahabatan

Omjay

Guru blogger indonesia

Blog https://wijayalabs.com

Input sumber gambar dokpri
Input sumber gambar dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun