Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Capres-cawapres 01 Menang di TPS 75 tapi Kalah di Quick Count Kenapa Ya?

17 Februari 2024   13:56 Diperbarui: 17 Februari 2024   14:19 1409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadi kawan-kawan sekarang monitor hasilnya di website KPU. Kalau tidak sama dengan hasil perhitungan di setiap TPS, kawan-kawan wajib melaporkan ke Bawaslu atau tim pemenangan nasional atau TPN dari masing-masing Paslon. Jangan sampai kawan-kawan termakan berita bohong atau hoaks yang tidak jelas sumbernya. Hal ini penting supaya kita paham tentang literasi digital.

sumber gambar Merza Gamal 
sumber gambar Merza Gamal 

Di TPS 75 tempat Omjay bertugas, pasangan 01 Anies Baswedan unggul dibandingkan capres lainnya. Semua saksi dan Bawaslu juga ikut menyaksikannya. Kawan-kawan harus mengawal suara sah dari para pemilih.

Selagi upload foto hasil perhitungan suara ke aplikasi sirekap, belum semua data hasil perhitungan suara diupload ke internet. Sebab sinyal tiba-tiba hilang dan ada gangguan internet. Setiap TPS ada 2 orang operator yang bertugas. Namun belum bisa dilakukan karena ada gangguan internet.

Jadi kita tunggu hasil perhitungan suara secara manual. Hati-hati dengan berita bohong atau hoaks. Setiap hasil perhitungan suara itu wajib disaksikan Bawaslu dan para saksi dari parpol dan Paslon presiden dan wakil presiden.

Kalau di dalam TPS tidak mungkin ada kecurangan. Sebab banyak saksi yang melihatnya secara terbuka. Setelah perhitungan suara, maka semua dokumen diserahkan ke kelurahan dan kemudian dibawa ke kecamatan. Para saksi diminta untuk memotret hasil suara dan membawa dokumen dalam bentuk salinan PDF.

Proses politik ini memang harus diawasi oleh kita semua. Kawal semua hasil perhitungan dari mulai kecamatan sampai ke kota dan kabupaten hingga provinsi. Kita cek hasil perhitungan suara pemilihan presiden. Juga perhitungan suara untuk DPD dan DPR serta DPRD provinsi dan kota. Kalau tidak salah ingat semuanya ada 5 lembar suara pemilih.

Aplikasi sirekap KPU belum bisa dijadikan bukti utama untuk perhitungan suara, sebab aplikasi tersebut tidak bisa bekerja secara maksimal di saat upload data karena pengaruh sinyal. Jadi Omjay lihat di media sosial belum bisa jadi dokumen resmi.

Omjay berharap semua orang yang ikut pemilihan umum untuk sabar menunggu dan terus mengawasi sampai perhitungan KPU pusat. Kalau ada kecurangan pasti akan ada orang baik yang akan melaporkan bila terjadi kesalahan pemasukan data. 

Kita warga negara Indonesia harus bekerja keras, dan bekerja cerdas serta bergotong royong agar tidak terjadi kecurangan ketika data manual dimasukan ke dalam data digital. Ini yang rawan dan harus terus dikawal. Sebab operator data juga manusia biasa. Bisa jadi ada kesalahan pemasukan data. Misalnya data angka 086 bisa dimasukkan menjadi 886. 

Hasil perhitungan suara di setiap TPS sudah disimpan oleh para saksi dan petugas Bawaslu di setiap TPS. Oleh karena itu kawan-kawan harus bantu mereka dalam proses perhitungan secara manual. Terus dikawal sampai proses input secara digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun