Seorang kawan yang baik hati memotret kami yang duduk di belakang. Beginilah nasib keluarga Kopaja71 yang dapat kursi paling belakang dan paling bahagia sedunia. He-he-he.
Kami pun foto bersama sebelum sutradara bilang "action". Kemudian pembawa acara atau moderator mulai bicara sambil membaca teks yang ada di layar televisi.
Mohon maaf Omjay belum sempat meliput acara Gagas RI yang dinantikan oleh pemirsa Kompas TV. Mata ini sudah tidak bisa lagi diajak kompromi. Sudah saatnya Omjay pergi ke dunia mimpi. Omjay bertemu dengan bidadari pujaan hati.
Gagasan menjadi jantung yang memompa cita-cita, visi dan mimpi, serta harapan akan masa depan. Semangat ibu Saul dan kang Inayat keluarga Kopaja71 membuat Omjay menjadi semakin semangat dalam menulis liputan Gagas RI di Kompasiana.
Demikianlah kisah Omjay kali ini. Omjay berharap semoga diary ini bermanfaat buat pembaca Kompasiana tercinta.Â
"Ketika kekuasaan datang jangan menjadi orang yang serakah. Tetaplah rendah hati dan melayani rakyat dengan sepenuh hati. Hanya memberi tak harap kembali."