Perjuangan terus berlanjut, dan kami diminta untuk membuat naskah akademik mata pelajaran informatika. Mata pelajaran ini baru bisa diberlakukan secara resmi dalam kurikulum merdeka. Era dimana Nadiem Makarim menjadi mendikbudristek.
Jadi bapak ibu guru, ketika ada kebijakan kemdikbud yang kurang sreg di hati, lawanlah dengan santun dan hati nurani. Ajukan kajian akademik, dan gunakan logika berpikir ilmiah seorang akademik. Coba saja anda pikirkan baik-baik. Tak ada sebuah kebijakan muncul begitu saja tanpa perjuangan dan pengorbanan.
Apakah boleh berbagi praktik baik di kelas sendiri dibagikan di blog pribadi dan media sosial guru? Tentu saja boleh, dan tidak harus diupload di aplikasi PMM.Â
Lihat saja vidionya di https://www.youtube.com/watch?v=9DMagu4rfO4
Sekarang kurikulum sudah merdeka, sudah sewajarnya pula guru harus berpikir merdeka, dan tidak terjajah aplikasi. Bapak ibu guru harus berani melawan kebijakan yang kurang tepat. Seperti halnya dulu kami guru TIK dan KKPI dalam berjuang.Â
Berani karena benar dan takut karena salah. Kebenaran akan selalu menemui jalannya sendiri. Namun, semua itu butuh perjuangan dan ikhtiar yang tak pernah padam. Teruslah berjuang bapak dan ibu guru dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Perjuangan demi perjuangan kami lakukan, mulai dari sekolah sampai stasiun televisi kami jalani dengan kekuatan hati nurani. Tereliminasinya mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dari kurikulum 2013 diprediksi berdampak pada kesenjangan pengetahuan teknologi informasi dan komunikasi antara pelajar di kota besar dan daerah.Â
Membahas persoalan ini bersama Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas Harris Iskandar (saat itu) dan Sekjen Asosiasi Guru TIK Wijaya Kusumah (Omjay). Rekamannya dapat anda tonton di bawah ini.
https://www.youtube.com/watch?v=xHcR-pt2UP4