Membaca artikel utama kompasiana yang dituliskan pak Akbar Pitopang di Kompasiana, membuat Omjay tertarik untuk menuliskan pendapat Omjay di kompasiana. Kawan-kawan pembaca dapat membacanya di link di bawah ini:
https://www.kompasiana.com/akbarisation/65b7e240c57afb1c3e2b99d8/mengapa-banyak-guru-membenci-pmm
Mengapa banyak guru membenci aplikasi PMM? Sebenarnya guru Indonesia tidak membenci aplikasi PMM. Guru malah senang, dan terbantu dengan adanya aplikasi ini. Guru bisa saling berbagi ilmu dan pengalamannya mengajar. Persis menulis di kompasiana.
Aplikasi Platform Merdeka Mengajar (PMM) sangat bagus sekali untuk guru saling berbagi dan belajar mandiri. Hanya sayangnya, aplikasi PMM kenapa dihubungkan dengan kinerja sebagai PNS, bukan kinerja sebagai pendidik?
Terus terang Omjay sangat berterima kasih dengan adanya artikel pak Akbar Pitopang ini. Wah keren banget artikelnya, dan Omjay ucapkan terima kasih atas informasinya yang Komprehensif, dan lengkap. Omjay berikan 2 jempol!
Omjay sendiri tidak anti aplikasi PMM, namun kebijakan yang dibuat kemdikbudristek kurang tepat. Mengapa kurang tepat? Anda harus membaca artikel omjay dulu di https://kompasiana.com/wijayalabs. hehehe.
Mereka yang mengkritisi aplikasi PMM ini bukan orang bodoh dan tidak berbasis data. Justru karena punya data, kami di APKS PGRI menjadi curiga, sebenarnya ada apa ini? Mengapa aplikasi ini dipaksakan ke guru PNS dan tidak ke semua guru?
Data hasil survey Litbang PB PGRI yang belum dipublikasikan menunjukkan 75 % guru menolak kebijakan ini. Mengapa lebih dari 75 % guru menolak kebijakan ini? Kalau ini akan disampaikan oleh Litbang PB PGRI. Mungkin akan disampaikan setelah konggres PB PGRI di bulan Maret 2024.
Kami masih mengeksplorasi dan melakukan wawancara dengan banyak guru. Baik yang pro maupun yang kontra. Omjay juga banyak berdiskusi dengan banyak pihak untuk menemukan solusinya.Â
Termasuk juga berdiskusi dengan ibu Prof. Dr. Nunuk Suryani, Dirjen GTK Kemdikbudristek, dan memahami pemikiran Mas Menteri Nadiem Makarim di youtube, https://youtu.be/TSER7bEmkXg. Beliau katakan bahwa aplikasi PMM adalah universitas online bagi guru Indonesia.
Tentu Omjay masih harus banyak membaca data, baik yang pro maupun yang kontra. Seharusnya aplikasi PMM itu bermanfaat untuk semua guru, dan bukan hanya guru PNS saja. Sehingga kebermanfaatannya akan terasakan untuk semua.
Selama ini belum ada hasil penelitian apapun kalau aplikasi PMM ini dapat meningkatkan kualitas guru dan meningkakan hasil pembelajaran siswa. BBGP Kemdikbudristek baru sebatas mensosialisasikan saja.
Semua itu masih bersifat asumsi. Bagi seorang peneliti, ini masih bersifat dugaan atau diduga aplikasi PMMÂ dapat meningkatkan kualitas guru di Indonesia. Hasilnya harus dilakukan penelitian yang obyektif. Jangan sampai guru menjadi korban Tirani aplikasi.
https://www.kompas.id/baca/opini/2024/01/20/tirani-aplikasi
Memang harus disadari, guru-guru kita masih banyak yang harus diupdate, sehingga mindset mereka bisa berubah yang dulunya manual menjadi digital. Dahulu berbasis kertas, sekarang tidak menggunakan kertas. Dahulu susah sekarang mudah.
Dari hasil survey kecil yang Omjay lakukan di berbagai WA Group guru TIK/Informatika, ternyata banyak guru yang tidak setuju bila sasaran kerja pegawai atau SKP guru dimasukkan ke dalam aplikasi PMM.
Tentu saja sebagai guru di sekolah swasta Omjay merasa heran, dan akhirnya berusaha untuk mencari tahu mengapa guru merasa terjajah aplikasi. Terlebih lagi yang tidak setuju justru guru-guru TIK/Informatika yang sudah terbiasa menggunakan komputer dan internet. Hal ini tentu saja membuat Omjay mencari tahu jawabnya.
Wah jadi panjang artikel ini, nanti omjay tuliskan saja di bagian tersendiri dari hasil pengamatan Omjay yang guru non PNS, hehehe.
Omjay takut salah menulis dan kurang obyektif dalam menuliskan mengapa Masih Ada Guru yang Tidak Suka Aplikasi PMM? Sebab inti persoalannya sebenarnya sederhaha.Â
Ketika sebuah aplikasi dipaksakan untuk guru PNS, maka telah terjadi tirani aplikasi. Biarkan guru memilih aplikasinya sendiri. Bahkan biarkan guru membuat aplikasinya sendiri. Berikan kemerdekan kepada guru, karena kurikulumnya sudah merdeka.
https://www.kompasiana.com/wijayalabs/65ba509ac57afb01f3197d62/ketika-guru-merasa-terjajah-aplikasi
Mengapa masih ada guru yang tidak suka aplikasi PMM? Sebab mereka belum memahami manfaat dari menggunakan aplikasi PMM. Kalau sudah merasakan manfaatnya, maka guru akan setiap hari membuka aplikasi PMM. Akses internet cepat juga sangat berpengaruh dalam menggunakan aplikasi.
Seperti Omjay yang setiap hari membuka blog keroyokan kompasiana.com. Omjay tidak pernah dipaksa untuk menulis di kompasiana dan berinteraksi di dalamnya. Sudah 15 tahun Omjay menulis di kompasiana.com/wijayalabs, dan selalu setia sampai sekarang, walaupun banyak aplikasi dan blog lain yang menggiurkan sebagai tempat menulis dan berbagi pengalaman.
Demikianlah kisah Omjay kali ini. Semoga bermanfaat buat pembaca kompasiana tercinta. Cobalah mencintai dan menyukai aplikasi PMM, walaupun awalnya tidak suka. Omjay juga sering dikritik bahkan dicaci maki ketika menyebarkan link artikel di kompasiana. Bagi Omjay dibikin senyum dan goyang gemoy saja, sebab mereka tak merasakan manfaat menulis di kompasiana.com, dan juga bonus gopaynya, hehehe.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
Guru Blogger Indonesia
Blog https://wijayalabs.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H