Dari seorang kawan di Kemdikbudristek Omjay mendapatkan informasi tentang fakta pengelolaan kinerja guru sebagai berikut:
#Fakta Pengelolaan Kinerja:Â
Ini Perbedaan Sebelum & Sesudah Pengelolaan Kinerja di PMM .
Bapak dan Ibu Guru serta Kepala Sekolah, fitur Pengelolaan Kinerja memang masih baru dan mungkin belum familiar bagi Anda. Fitur ini hadir di PMM sebagai upaya untuk membuat perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian SKP Anda jadi lebih praktis, relevan, dan berdampak. Namun, benarkah demikian?
Katanya Lebih Praktis: 15 Menit untuk Merencanakan Kinerja di PMM
Anda cukup memilih rencana hasil kerja dan perilaku kerja di PMM tanpa perlu diketik manual. Hanya butuh waktu 15 menit saja!
"Kenapa perencanaan 15 menit yang diutamakan, bukan proses penyelesaian sampai dapat poin, melalui PMM atau kepesertaan seminar atau webinar lain? Kalau mau cek berapa lama yang diperlukan guru sampai memiliki bukti dukung? Apa bisa 15 menit? Jadi info seperti ini menyesatkan." Begitulah komentar salah satu pakar pendidikan karakter.
Katanya Lebih Relevan:Â
Rencanakan Kinerja Sesuai Kebutuhan & Dinilai secara Langsung
Praktik kinerja direncanakan sesuai kebutuhan satuan pendidikan dengan dukungan Rapor Pendidikan untuk menciptakan dampak baik pada praktik kinerja. Pelaksanaan kinerja Anda juga akan dinilai sesuai kondisi sebenarnya lewat observasi oleh atasan.
Tapi kenyataannya di lapangan tidak seperti itu dan sangat meresahkan guru di sekolah. Banyak guru dan kepala sekolah akhirnya melaporkan yang baik-baik saja supaya raportnya bagus dinilai oleh Kemdikbudristek.
Katanya Lebih Berdampak:Â
Guru dan Kepala Sekolah Bisa Rasakan Manfaat, Kualitas Belajar Murid Meningkat
Penilaian kinerja berdasarkan observasi memberi peluang bagi pendidik untuk refleksi dan melakukan perbaikan. Dengan begitu, kualitas pembelajaran murid bisa terus meningkat!