Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Omjay Setuju Program Guru Penggerak Dibubarkan!"

21 Januari 2024   16:51 Diperbarui: 21 Januari 2024   16:55 2359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bubarkan saja program guru penggerak adalah artikel Omjay dengan pembaca terbanyak. Berkat menulis itu Omjay dapat Gopay kompasiana dan terbang ke ibukota negara atau IKN di Samarinda Kalimantan Timur.

Dahulu Omjay diejek dan ditertawakan kawan-kawan guru lainnya. Katanya bubarkan saja program guru penggerak. Padahal programnya sangat bagus sekali menurut Omjay pada saat itu.

Namun, seiring perjalanan waktu sekarang Omjay setuju program pendidikan guru penggerak dibubarkan. Bukan karena tidak setuju dengan Mas Menteri, Nadiem Makarim. 

Tapi Omjay berpikir alangkah lebih baiknya uang rakyat yang sangat besar itu digunakan untuk guru lainnya yang masih menjadi guru honorer dan masih berjuang menjadi guru PNS. Kasihan mereka gajinya per bulan sama dengan transport seorang guru penggerak saat menerima transport lokakarya guru penggerak.

Seharusnya uang rakyat yang dipakai, digunakan untuk kesejahteraan semua guru dan jangan hanya untuk guru pilihan seperti guru penggerak. Kasihan guru honorer yang gajinya masih kecil dan mereka berharap ada keadilan bagi kesejahteraan guru honorer di sekolah negeri.

Selain itu, guru penggerak sekarang dikerahkan oleh BBGP untuk mendukung program gtk kemdikbudristek. Guru penggerak hari ini tidak lagi bekerja dengan hati. Mereka bekerja dan bergerak untuk mendukung pengelolaan kinerja guru PNS yang ada di aplikasi PMM.

(296) 🔴 VIRALKAN, SKP PMM ABAIKAN TUGAS ASN GURU SEBAGAI PENDIDIK, KEMDIKBUD DIPROTES - YouTube 


Mohon maaf, awalnya Omjay sangat mendukung program pemerintah seperti guru penggerak. Setelah mengikuti pendidikan guru penggerak selama 6 bulan, kini Omjay menolak program guru penggerak. Sebab di sekolah guru menjadi terpecah dua. Antara guru penggerak dan bukan guru penggerak. Padahal sejatinya semua guru adalah guru penggerak.

Semua guru di sekolah adalah guru penggerak. Sebab mereka adalah guru penggerak yang digerakkan oleh hati untuk membuat siswa atau muridnya berprestasi. Hasil belajar siswa tinggi sebab guru mengajar dengan hati. 

Semoga program pendidikan guru penggerak dihentikan oleh pemerintah, dan pemerintah fokus kepada kesejahteraan guru dan meningkatkan kompetensi semua guru di Indonesia. Jadi bukan hanya guru pilihan saja seperti guru penggerak Kemdikbudristek.

Semua guru harus mendapatkan pelatihan dan pendidikan seperti halnya seorang tentara yang akan naik pangkat. Jadi bukan hanya guru terpilih saja yang ikut seleksi calon guru penggerak. Di sampaing itu, guru yang berusia di atas 50 tahun, seolah-olah sudah dimatikan karirnya menjadi kepala sekoalh di sekolah negeri. Padahal, kinerja mereka sangat bagus dan layak menjadi kepala sekolah.

Namun, karena guru yang terpilih menjadi kepala sekolah adalah lulusan Pendidikan guru penggerak, maka karir guru yang berprestasi dan berdedikasi tersebut tidak bisa menjadi kepala sekolah. Guru tersebut tidak bisa menjadi kepala sekolah hanya karena tidak mengikuti program pendidikan guru penggerak.

Selain itu, Omjay melihat banyak lulusan guru penggerak menjadi sombong dan jumawa. Walaupun tidak semuanya seperti itu. Guru penggerak tidak lagi menjadi sesuatu yang menarik bagi sekolah swasta yang semua gurunya terus bergerak agar sekolahnya berakreditasi A. Itulah yang Omjay lihat sebagai guru di sekolah swasta.

Seorang guru harus kritis dan memiliki empati yang tinggi kepada sesama guru. Semoga program guru penggerak dihapuskan dan diganti dengan program yang berpihak kepada semua guru. Uang rakyat yang dikeluarkan harus tepat sasaran. Bagaimana menurut anda? Silahkan dituliskan di kolom komentar.

Salam blogger persahabatan
Omjay
Guru blogger Indonesia
Blog https://wijayalabs.com 

dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun