Ada apa di Monas? Ada komunitas blogger Kompasiana yang bernama Kopaja71 berkumpul di Monas. Kami janjian bertemu di Monas Jakarta pusat untuk melihat kota Jakarta dari atas Monas.
Kami bersepuluh eh bersebelas kumpul-kumpul acara ngetem Kopaja71. Mas Nur Taufik memotret kami sehingga terlihat hanya bersepuluh yang hadir. Biasanya hadir juga pak Sutiono dan Kakek Merza. Namun kali ini mereka absen. Mungkin sedang ada acara lainnya.
https://youtu.be/dgSRxUNnlOY?si=0JrQjAfcbCHRyXT8
Acaranya memang seru dan bikin happy. Terima kasih bang Horas yang baik hati. Beliau Koordinator acara ngetem sekaligus ketua komunitas Kopaja71.Â
Ayo buat kawan-kawan blogger Kompasiana yang ada di Jakarta, atau Jabodetabek gabung di komunitas Kopaja71. Acara ngetem di Kopaja71 membuat senang dan bahagia anggotanya.
Naik ke atas Monas dan bisa berkunjung ke Monas di usia hampir 52 tahun adalah sesuatu keberkahan tersendiri buat Omjay. Terus terang Omjay sangat bahagia sekali bisa berdiri dan berteriak lantang dari atas Monas.
Omjay ada di ketinggian 115 meter dan melihat indahnya kota Jakarta yang penuh dengan gedung bertingkat tinggi. Di kampung istri Omjay di Wanaraja Garut gak ada gedung setinggi gedung yang ada di kota Jakarta.
Orang dari daerah belum bisa dikatakan sudah pernah ke Jakarta sebelum menginjakkan kaki di Monas. Icon kota Jakarta adalah monas. Monumen Nasional ini disingkat Monas.
Anda wajib ke Monas bila sudah ada di Jakarta. Tempat yang wajib dikunjungi adalah Monas. Seperti rombongan muslimat NU yang sedang merayakan ulang tahunnya di Senayan. Parkir busnya sengaja di Monas. Tempat parkirnya sangat luas.
Masuk ke dalam Monas ternyata murah sekali buat orang dewasa atau umum. Hanya Dengan uang Rp. 8.000 anda sudah bisa masuk ke Monas melalui terowongan bawah tanah. Bila anda ingin naik ke puncak Monas, maka anda mengeluarkan biaya Rp. 24.000.Â
Terima kasih bang Horas yang baik hati. Kami dibayarin masuk ke Monas sampai ke atas Monas. Ini perjalanan sejarah yang tak bisa Omjay lupakan dan akan masuk dalam long time memory Omjay.
Omjay saksikan dengan mata kepala sendiri. Kawan-kawan Kopaja71 menunggu kedatangan Omjay di gate irit eh halte IRTI. Luar biasa penyambutan Omjay. Persis penyambutan seorang calon presiden. He-he-he.
Sementara itu Omjay baru turun di halte busway balaikota. Omjay tertidur pulas di bus Transjakarta yang dingin dan nyaman. Seorang siswa SMA membangunkan Omjay. Katanya Omjay sudah sampai halte Balaikota DKI Jakarta.
Omjay berangkat ke Monas dari Labschool UNJ Rawamangun Jakarta Timur. Omjay naik bus Transjakarta dari halte busway UNJ Rawamangun kemudian ke terminal busway Pulo gadung. Dari sana Omjay naik bus Transjakarta menuju Monas.Â
Hanya dengan uang Rp. 3.500 Omjay sudah sampai Monas. Perjalanan sangat menyenangkan sekali. Omjay melihat banyak perubahan di terminal busway Pulo gadung.
Dahulu terminal Pulo gadung sangat semrawut dan sampah berserakan dimana-mana. Kini terminalnya sangat modern dan bersih sekali. Petugas bus Transjakarta juga sangat ramah. Berkat bertanya kepada mereka, Omjay sampai ke Monas dengan biaya murah.
Tadinya Omjay mau langsung bawa mobil ke Monas. Namun, Omjay batalkan karena pasti susah parkirnya dan biaya parkir juga sangat mahal di Jakarta. Ternyata keputusan Omjay benar, sebab banyak sekali mobil bus datang dari berbagai daerah parkir di Monas. Mereka datang untuk merayakan hari ulang tahun muslimat NU yang ada di Senayan. Kabarnya dibuka oleh presiden Jokowi.
Komunitas blogger Kompasiana akhirnya sampai di Cawan Monas. Sambil menunggu pak Nur Taufik hadir kita duduk bersama. Omjay sempat mengambil foto keluarga Kopaja71. Kita mendapatkan giliran naik ke atas Monas nomor 28. Sambil menunggu itu, Omjay makan roti dan minum pemberian bang Horas yang baik hati.Â
Bang horas memang berwajah Rambo. Tapi hatinya Rinto. Senyuman beliau bikin seorang gadis jatuh cinta. Kopaja71 yang dipimpinnya sangat humanis, dan kawan-kawan sangat senang sekali bisa bergabung di komunitas Kopaja71. Komunitas Kompasiana yang semakin banyak anggotanya.
Aduh ternyata Omjay menulis sudah 588 kata. Mohon izin tambah sedikit lagi ya informasi yang Omjay dapatkan selama berada di Monas Jakarta pusat. Sayang kalau tidak dituliskan dengan lengkap. Nampak 2orang anak sangat bahagia piknik ke Monas.
Monas memang ngangenin. Siapa saja yang datang ke Monas pasti akan senang dan bahagia. Tidak semua orang yang datang ke Monas bisa naik ke atas puncak Monas. Omjay bersyukur bisa naik sampai ke atas.
Cuaca sangat cerah hari ini. Panasnya kota Jakarta di pagi hari sangat terasa. Bang Horas memandu kami dengan senang hati. Akhirnya kami bisa masuk ke dalam tugu Monas dengan harap-harap cemas. Butuh perjuangan untuk bisa sampai Monas dan naik ke atas tugu Monas Jakarta Pusat.
Ada apa di Monas? Ada banyak bus pariwisata parkir di Monas. Jumlahnya sampai ratusan bus. Mereka hadir menyambut kedatangan keluarga Kopaja71 yang selalu kompak dan ceria. Kamipun akhirnya naik ke puncak Monas dengan kebahagiaan yang tak bisa terlupakan.Â
Inilah sejarah hidup Omjay. Dalam usia 52 tahun menjadi manusia, Omjay baru naik ke puncak Monas. Bang Horas dengan sabar mengantri tiket masuk untuk keluarga Cemara eh keluarga Kopaja71. Berkat fulus semua mulus. Acara ngetem di Monas berjalan dengan penuh kehangatan.
Kawan-kawan yang ingin masuk Monas, dapat membayar dengan Qris atau menggunakan kartu JakCard Jakarta. Omjay baru tahu informasi tersebut setelah berkunjung ke Monas.
Monumen Nasional ini memang monumen bersejarah. Kita bisa mendengarkan suara asli bung Karno saat membaca proklamasi. Belum semua tempat kami kunjungi di Monas. Namun, yang sangat berkesan bagi Omjay adalah ketika naik ke atas puncak Monas.
Omjay melihat mas Billy Kopaja71 menggunakan alat keker jarak jauh. Alatnya canggih sekali. Mungkin beliau sedang melihat gadis cantik Jakarta sedang mandi di kamar hotel. He-he-he.Â
Di atas Monas, Omjay merasakan angin bertiup sangat kencang. Tubuh Omjay yang tambun hampir terbang dibawa angin. Di atas ketinggian 115 meter, Omjay merasakan ketegangan sekaligus kebahagiaan. Inilah pertama kalinya Omjay naik ke atas puncak Monas di usia hampir 52 tahun.
Sebahagia bang Horas yang hari ini berada di puncak Monas. Juga sebahagia pak Wibi yang sangat menikmati berada di atas Monas ini.
Bahagia rasanya bisa berada di puncak Monas. Omjay bermimpi bisa membawa anak dan istri ke atas Monas. Suasananya hampir sama ketika melihat kota Bandung dari atas menara masjid alun-alun kota Bandung.
Di atas Monas, keluarga Kopaja71 berfoto mesra. Kebahagiaan itu kami temukan di atas Monas yang menegangkan semua. Bisa naik ke atas puncak Monas adalah sesuatu yang sangat tinggi nilai sejarahnya. Sebab kami adalah sepuluh blogger Indonesia yang dapat naik ke atas puncak Monas.
Sayangnya Mas Nur Taufik tiba-tiba pusing dan limbung ketika mau naik ke atas Monas. Beliau belum ditakdirkan naik ke atas Monas. Semoga lain waktu bisa naik ke puncak Monas. AamiinÂ
Apa yang kami lakukan selama berada di puncak Monas?Â
Kami mengambil foto dan melihat kota Jakarta yang modern dari atas Monas. Gedung bertingkat kami lihat kemegahannya dari atas Monas. Semoga Omjay bisa kembali ke Monas dengan keluarga tercinta.
Setelah dari Monas, kami berjalan kaki menuju museum galeri nasional. Untuk liputannya menyusul. Lain waktu akan Omjay tuliskan. Sebab sudah 1040 kata Omjay tuliskan di Kompasiana. Takutnya pembaca bosan membaca tulisan Omjay. He-he-he.
Demikianlah kisah Omjay kali ini tentang kegiatan komunitas blogger Kompasiana Kopaja71 di Monas. Terima kasih bang Horas dan terima kasih kawan-kawan yang sudah menyempatkan diri bersama Omjay untuk piknik ke Monas.Â
Acara berikutnya sudah menanti Omjay. Omjay mau reunian di acara temu kangen dengan kawan-kawan alumni SMPN 30 Jakarta Utara angkatan 1987. Nanti akan Omjay tuliskan liputan kegiatan temu kangen alumni SMPN 30 Jakarta di Kompasiana.
Salam blogger persahabatan
Omjay
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H