Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Menjemput Rezeki dari Pedagang Kaki Lima di Depan Kampus UNJ

11 Desember 2023   09:19 Diperbarui: 11 Desember 2023   13:30 1047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belajar menjemput rezeki dari pedagang kaki lima. Itulah yang Omjay rasakan setelah melakukan wawancara dengan para pedagang kaki lima yang ada di depan kampus UNJ Rawamangun Jakarta Timur. Para pedagang kaki lima itu sudah siap menjajakan dagangannya di pagi hari. Targetnya para civitas akademika UNJ.

dokpri
dokpri

Omjay belajar dari tukang batagor. Beliau berasal dari Majalengka, Jawa Barat. Berdagang batagor sudah 34 tahun lalu. Beliau cerita bahwa pemasukannya tidak tentu. Kalau tak habis, maka beliau bagikan kepada orang-orang yang beliau temui dan diberikan secara gratis. Beliau sudah membuat adonan Batagor dari pukul 03.00 WIB. Setelah itu habis sholat subuh beliau sudah berangkat dari rumah.

dokpri
dokpri

Dari tukang soto ayam Omjay juga mendapatkan informasi. Alhamdulillah selama ini soto ayamnya banyak yang beli. Kalau pagi kebanyakan mahasiswa dan dosen. Kalau siang hari beliau pindah ke depan pintu masuk Labschool UNJ. Pemasukannya juga tidak tentu, tapi adalah sedikit yang bisa dibawa pulang. Untung dan rugi dalam berdagang itu biasa. Ibu Tukang dagang soto ayam itu berasal dari Madura, Jawa Timur dan sudah puluhan tahun berdagang soto ayam di depan kampus UNJ.

dokpri
dokpri

Di depan kampus UNJ kalau pagi sebelum pukul 08.00 WIB banyak pedagang kaki lima yang berjualan. Nanti sekitar pukul 08.30 WIB mereka pindah, karena tidak boleh berdagang di sekitar kampus UNJ Rawamangun Jakarta Timur. Mereka biasanya akan ada lagi sore hari kalau tidak ada satpol PP DKI Jakarta. Begitulah yang terjadi, mereka main kucing-kucingan dengan para satpol PP DKI Jakarta.

dokpri
dokpri

Di depan kampus UNJ banyak pedagang yang menjual dagangannya dengan harga murah. Misalnya nasi kuning. Omjay membeli dengan harga cuma Rp. 5000. Terus ada juga nasi Padang yang dijual dalam bentuk nasi kotak. Harganya cuma Rp. 10.000,-. Semangkok soto ayam dapat anda nikmati dengan uang Rp. 10.000,-. Jika ingin tambah nasi dan kerupuk hanya tambah Rp. 5.000,-.

Tentu harga tersebut sangat murah untuk kalangan mahasiswa yang masih belum mendapatkan penghasilan. Mereka sangat membutuhkan makanan dan minuman dengan harga terjangkau. Maklumlah uang kiriman dari kampung tidak banyak. Begitulah informasi yang Omjay dapatkan dari para mahasiswa yang membeli dagangan pedagang kaki lima.

dokpri
dokpri

Semakin siang semakin banyak yang datang ke kampus UNJ Rawamangun Jakarta Timur. Mereka datang untuk kuliah di kampus UNJ. Peluang ini dilihat oleh para pedagang kaki lima untuk berjualan dan berharap ada yang membeli dagangannya.

dokpri
dokpri

Halte bus UNJ menjadi saksi bisu atas gesitnya orang-orang desa yang menjadi pedagang di ibukota Jakarta. Mereka mulai bekerja habis sholat subuh dan berusaha menjemput rezekinya masing-masing. Ada yang pulang sore hari, ada juga yang pulang sampai dagangannya habis.

dokpri
dokpri

Di bawah halte busway UNJ para pedang kaki lima itu menjemput rezeki masing-masing. Ada yang banyak pembelinya dan ada yang masih menunggu pembeli. Mereka sudah harus siap bila satpol PP DKI Jakarta mengusir mereka untuk pindah ke tempat lainnya. Itulah hidup dan mereka sangat menikmatinya.

Kata abang batagor barusan, "rezeki itu kalau dikejar dia lari, kalau tidak dikejar dia malah datang."

dokpri
dokpri

Sekitar pukul 08.00 WIB, Omjay kembali ke sekolah Labschool UNJ yang kebetulan tidak jauh dari kampus UNJ Rawamangun Jakarta Timur. Omjay bertemu dengan pak Khairudin yang akan pergi ke dokter dan bertemu dengan satpam Labschool UNJ.

Demikianlah kisah Omjay kali ini tentang kegiatan para pedagang kaki lima di depan kampus UNJ Rawamangun Jakarta Timur. Semoga kita bisa belajar dari para pedanggang kaki lima dalam menjemput rezeki masing-masing. Mereka berharap ada uang yang bisa dibawa pulang untuk bertahan hidup di Jakarta.

Salam blogger persahabatan

Omjay

Guru blogger Indonesia

Blog https://wijayalabs.com

dokpri 
dokpri 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun