Film ini mengisahkan masa kini dan masa lalu. Membuat penonton dibawa ke masa silam di tahun 1964. Jeng yah adalah salah satu perakit rokok kretek yang mumpuni dan mampu membuat saus yang nikmat di hidung. Kebolehannya dalam meracik kretek membuat dirinya disebut gadis kretek.
Film dengan 10 episode ini memang menarik dan membuat penonton tergiring emosinya dengan para pelaku utama. Omjay ingin sekali menonton filmnya sekali lagi. Semoga masih ada waktu menonton di Netflix.
Tadi Omjay sempat mencari informasi film tersebut di google dan YouTube. Ternyata sudah ada juga yang membuat resensi filmnya. Bahkan sudah ada yang mengulasnya dari awal hingga akhir. Sehingga penonton tidak perlu berlama-lama menonton filmnya.
https://youtu.be/Cf474e-5yJM?si=weR7uwDphCtvFIrB
Bagi Omjay sendiri lebih enak menontonnya secara berurutan supaya tahu dengan detail jalan ceritanya. Film ini diangkat dari sebuah novel yang judulnya Omjay lupa. Nanti Omjay cari lagi informasinya. Alhamdulillah bu Kanjeng membertahukan Omjay judul novelnya. Penulisnya Ratih Kumala.
Film gadis kretek yang menarik dengan artis Dian Sastrowardoyo dan Aryo Bayu membuat kami sekeluarga terhibur dengan film ini. Sambil makan sang, Omjay dan keluarga menonton kembali episode pertama.
Sebuah film pergulatan batin antara Raya dengan jeng Nah yang tidak jadi menikah. Dokter Arum menjadi tahu siapa ibunya. Selama ini dia dirawat oleh Rukayah adik dari ibunya yang bernama Daniyah. Raya pun akhirnya meninggal dan pemilik perusahaan DR itu akhirnya menceritakan kisahnya sebelum meninggal. DR ternyata singkatan dari Dasiyah dan Raya.
Demikianlah kisah Omjay kali ini tentang film gadis kretek yang Omjay tonton bersama keluarga tercinta. Semoga film ini bisa dinikmati oleh kawan-kawan pembaca Kompasiana. Selamat menonton Film Gadis Kretek kawan-kawan kompasiana.
Salam blogger persahabatan
Omjay