Sampai stasiun Halim Omjay makan dulu. Ada banyak menu makanan dan minuman di stasiun Halim. Harganya hampir sama dengan harga bandara internasional Soekarno-Hatta. Jadi siapkan uang lebih di rekening supaya bisa bayar pakai Qris. He-he-he.
Omjay membeli nasi Kapau dan kikil seharga Rp.55.000. Lebih mahal kalau kita makan di warung Padang biasa. Maklumlah harga sewanya masih mahal kata penjual nasi Kapau juragan. Tempat makannya juga tertata rapi dan bagus sekali.
Di sebelah warung nasi Kapau juragan ada es cendol durian dan es cincau yang bikin ngiler tenggorokan. Omjay tidak membelinya karena sudah membawa air minum mineral sebotol. Kebetulan juga Omjay masih terserang flu jadi tidak minum es dahulu.
Setelah makan sore, Omjay mencetak tiket di stasiun Halim. Omjay mendapatkan tiket di gerbong kedua nomor 7f. Senang sekali Omjay mendapatkan kursi dekat jendela. Sehingga bisa langsung menyaksikan kecepatan kereta cepat Jakarta Bandung woosh. Senang sekali bisa mendahului mobil-mobil di tol mbz yang melaju dengan kecepatan tinggi.
Begitu masuk ke dalam stasiun Halim, semua barang yang kami bawa diperiksa. Persis ketika masuk bandara dan mau naik pesawat. Keponakan Omjay membawa gunting di tasnya dan guntingnya diambil oleh petugas. Nanti saat pulang bisa diambil kembali.