Sambil mendengarkan lagu Rungkat Omjay menuliskan kisah ini. Sebuah kisah seorang guru penggerak yang baru saja menikmati nasi kuning emak Enok yang nikmat dan lezat di kota Bandung.
Mohon izin berbagi informasi tentang informasi kuliner di kota Bandung. Kota yang penuh dengan kenangan indah.
Nasi kuning emak Enok memang terasa beda di lidah dan memang tiada duanya.
Semoga tulisan Omjay ini bermanfaat buat pembaca kompasiana.
Hari Minggu ini, 24 September 2023 Omjay ikut kondangan pernikahan saudara istri di lapangan Lodaya kota Bandung. Saat hiburan ada lagu Rungkat yang lagi viral dinyanyikan. Istri Omjay dan kakaknya ikut berjoget. Omjay langsung mengucilkan diri. Sebab gak bawa duit buat saweran he-he-he.
Omjay menjadi teringat ketika ingin mengikuti program pendidikan guru penggerak. Banyak kawan yang menyarankan agar Omjay tak ikut program tersebut. Alasannya Omjay sudah bergelar doktor pendidikan dan mengajar di sekolah swasta. Sedangkan program pendidikan guru penggerak salah satu tujuannya adalah untuk mencari calon kepala sekolah yang sudah lulus pendidikan guru penggerak. Khususnya di sekolah negeri.
Seorang kawan malah menyarankan agar Kemdikbudristek membubarkan saja program guru penggerak. Buang uang negara saja dan tidak menyentuh pelatihan semua guru. Lagi-lagi Kemdikbudristek hanya menyentuh sebagian guru saja. Guru yang seharusnya mendapatkan pelatihan malah tidak mendapatkan pelatihan. Begitulah komentar seorang kawan yang akhirnya menjadi judul tulisan Omjay di Kompasiana.Â
Tulisan Omjay yang berjudul Bubarkan saja program pendidikan guru penggerak sekarang sudah banyak dibaca orang. Ratusan ribu orang sudah membaca tulisan Omjay tersebut. Bahkan Omjay sudah mendapatkan bonus Gopay Kompasiana berkat artikel tersebut. Omjay gunakan Gopay kompasiana tersebut untuk membeli tiket ke Samarinda Kalimantan Timur dan berkunjung ke ibukota negara atau ikn. Senang sekali rasanya bisa ke sana. Sebentar lagi ibukota negara akan pindah ke Samarinda.
Menulis memang pekerjaan semua orang. Namun tidak semua orang dapat menulis dengan hati dan kemudian dibaca banyak orang. Setiap tulisan yang dibuat akan menemui takdirnya. Kita tak bisa memprediksi kalau tulisan yang dibuat akan banyak dibaca orang lain.
Program pendidikan guru penggerak Kemdikbudristek terus berlanjut dan melahirkan para guru penggerak yang luar biasa. Omjay bersyukur dapat mengikuti kegiatan ini di angkatan 7 DKI Jakarta. Â Hari Jumat kemarin semua guru penggerak angkatan 7 DKI Jakarta dikumpulkan di gedung dinas pendidikan DKI Jakarta. Kami mendapatkan pembinaan langsung dari kepala bidang pendidikan DKI Jakarta bapak Roji. Semangat kami kembali muncul untuk terus bergerak dan menggerakkan.
Perjuangan menjadi guru penggerak belum berakhir dan harus terus belajar dan berjuang sepanjang hayat. Kami sendiri di PGRI sedang melaksanakan kegiatan workshop menulis di gedung guru Indonesia. Omjay mengikutinya lewat aplikasi zoom di Bandung. PGRI berharap semakin banyak guru yang suka menulis dan berbagi pengalamannya di berbagai media seperti Kompasiana.Â
Judul artikel ini Rungkat buat guru penggerak. Kata kakak ipar Omjay, Rungkat itu artinya roboh atau tumbang. Ibarat pohon sudah tumbang sampai ke akar-akarnya. Jadi guru penggerak itu tak boleh tumbang seperti pohon. Guru harus kuat menghadapi ujian dan cobaan. Kalau banyak cucian bawa aja ke laundry kiloan he-he-he.
Jadi kekuatan guru penggerak itu akan teruji dari badai yang menghantam dirinya. Tak ada pelaut yang ulung tanpa bermain dengan badai di laut. Tak ada guru inspiratif dan idola anak-anak kalau guru hanya asyik dengan dirinya sendiri. Guru harus mampu memimpin di kelas memberikan keteladanan di depan murid-murid yang sedang dibimbing olehnya.
Rungkat buat guru penggerak artinya guru penggerak tak boleh roboh dan tak boleh tumbang dengan segala ujian dan cobaan yang dihadapinya. Bila terjatuh lekas berdiri jangan mengeluh. Semua itu akan indah pada waktunya. Teruslah berkarya dan berjuang mencerdaskan kehidupan bangsa.
Salam blogger persahabatan
Omjay
Blog https:/wijayalabs.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H