Dalam perjalanan pulang menuju Bekasi dari Bandung, Omjay membaca berita tentang pencalonan presiden Republik Indonesia Anies Baswedan.
Lebih seru lagi ternyata calon wakil presiden Republik Indonesia yang mendampingi Anies Baswedan adalah Muhaimin Iskandar. Ketua umum partai kebangkitan Bangsa atau PKB.
Anies Baswedan dicalonkan oleh partai nasionalis Demokrat atau Nasdem pimpinan Surya Paloh. Kemudian disusul oleh partai keadilan sejahtera atau PKS. Juga menyusul partai Demokrat dengan sebuah harapan AHY sang ketua umum partai Demokrat menjadi calon wakil presiden Anies Rasyid Baswedan.
Mantan presiden SBY marah besar karena anaknya tak menjadi calon wakil presiden Anies Baswedan. Ada yang pro dan ada yang kontra dengan apa yang disampaikan SBY. Itulah Dinamika politik. Cepat sekali berubah dan kita sebagai rakyat Indonesia ikut menikmatinya. Kita lihat saja para pakar politik berbicara dengan segala macam argumentasi mereka.
Sampai saat ini Omjay belum pernah menentukan sikap. Omjay belum memilih pilihan calon presiden Republik Indonesia. Pemilihan presiden masih lama. Omjay senyam senyum saja dulu menikmati kegembiraan rakyat Indonesia memilih calon presiden dan wakil presiden Republik Indonesia. Selain Anies Baswedan masih ada Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Rakyat Indonesia saat ini sudah banyak yang pintar. Mereka akan menjatuhkan pilihannya di saat yang tepat nanti. Ikuti saja prosesnya dan kita nikmati proses demokrasi dengan riang gembira. Kita tidak boleh bermusuhan hanya karena berbeda pilihan. Kita belajar dari pilpres tahun 2019.
Dalam perjalanan demokrasi Indonesia selalu saja ada kejutan demi kejutan. Omjay memilih untuk netral saja. Belajar dari pemilihan presiden Republik Indonesia tahun 2019 lalu. Kita terbelah menjadi dua kubu. Kampret dan cebong he-he-he.
Dahulu Anies Baswedan adalah juru bicara Jokowi dan Mahfud MD juru bicara Prabowo Subianto. Sekarang kondisinya berubah. Anies Baswedan dipecat presiden Jokowi menjadi Mendikbud dan kemudian terpilih menjadi gubernur DKI Jakarta. Sementara Mahfud MD gagal menjadi calon wakil presiden Jokowi dan sekarang menjadi menteri koordinator bidang politik dan keamanan. Biasanya disingkat menkopolkam Mahfud MD.
Begitulah dunia politik. Sekarang teman besok jadi lawan itu biasa saja. Tak usah juga dibuat ribut dan dimasukkan ke dalam hati. Prabowo Subianto saja mau menjadi menteri presiden Jokowi. Jadi kita sebagai rakyat Indonesia mendukung setiap perubahan politik dengan penuh senyuman.
Omjay bertemu pertama kali dengan Anies Baswedan ketika terpilih menjadi guru paling ngeblog Kompasiana tahun 2012. Itulah pertama kali Omjay bertemu beliau. Setelah itu bertemu kembali setelah Anies Baswedan menjadi Mendikbud. Omjay dkk diterima Anies Baswedan dalam rangka memperjuangkan mata pelajaran TIK yang hilang dalam kurikulum 2013.
Kemudian Anies Baswedan dipecat presiden Jokowi dari Mendikbud dan dalam pilkada bertarung menjadi gubernur DKI Jakarta. Nampaknya Anies Baswedan tak mau menambah periode kedua menjadi gubernur DKI Jakarta. Beliau memilih untuk menjadi calon presiden Republik Indonesia.
Anies Baswedan menjadi calon presiden Republik Indonesia yang dicalonkan pertama kali oleh partai Nasdem. Nampaknya Surya Paloh mulai kecewa dengan presiden Jokowi. Beliau memutuskan untuk mencalonkan Anies Baswedan sebagai calon presiden Republik Indonesia 2024-2029.
Begitulah perjalanan politik Anies Baswedan yang Omjay ketahui. Secara kebetulan beliau juga mantan orang tua murid di SMA Labschool Kebayoran. Sama dengan Prabowo Subianto. Anak Prabowo Subianto dahulu alumni SMP Labschool Jakarta.
Sekarang Anies Baswedan sudah memilih pendamping beliau untuk menjadi wakil presiden. Publik dibuat kaget. Sebab yang dipilih adalah Muhaimin Iskandar dari PKB. Kita tahu beliau sangat dekat dengan Prabowo Subianto dan partainya sudah berkolaborasi dan berkoalisi dengan Gerindra.
Itulah politik dan setiap detik akan berubah. Kita sebagai rakyat Indonesia ikut memeriahkan saja dan kemudian menentukan pilihan siapa yang akan kita pilih sesuai dengan hati nurani. One man on vote. Satu orang satu suara. Jadikan pemilihan umum sebagai pesta demokrasi yang gembira. Kita pilih wakil rakyat yang bisa dipercaya. Pilihlah presiden yang dapat membawa bangsa Indonesia menjadi lebih baik dalam 5 tahun yang akan datang. Beda pilihan itu biasa dan kita tetap rakyat Indonesia.
Salam  blogger persahabatan
Omjay
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H