Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Writing By Heart, Bicara dengan Senyuman

23 Agustus 2023   19:51 Diperbarui: 23 Agustus 2023   19:59 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar dokpri

Alhamdulillah gopay kompasiana telah tiba dengan selamat di nomor gopay Omjay. juga di hati Omjay. Ternyata tidak mudah mendapatkan uang gopay, tapi juga tidak susah juga sih. Asal tahu caranya, pastilah gopay kompasiana akan segera menghampiri kita para penulis di kompasiana. Writing by heart, membaca dengan senyuman. Menulislah dengan hatimu.

Dari mana datangnya lintah, dari sawah turun ke kali
Dari mana datangnya cinta, dari mata turun ke hati. Uhuyyy..

Hati ini adalah Raja, sedangkan anggota tubuh adalah prajuritnya. Kita merasai senang, suka, sedih, bingung, khawatir, bahkan jatuh cinta dan patah hati menggunakan hati.

Segala yang kita sampaikan dari hati, maka akan sampai ke hati pula. Itulah syarat mendapatkan gopay kompasiana, hehehe

Bagaimana jika menulis dengan melibatkan hati, apakah akan sampai pula ke hati pembacanya?
Sure.... Pasti....

Terus bagaimana caranya?
Sulitkah?
Tekniknya apakah sama?

Agar segala tanya tak membuat hati gundah gulana, ayoo masuk dan bergabung di kelas belajar menulis nusantara (KBMN) saja.

Malam ini kita akan menarikan tinta seiring kata hati, mencurahkan kisah membidik hati agar berbunga.  See  you to night

BAAAM! Dari jarak sepuluh kilometer , melesat keluar dari dalam lautan seekor ikan raksasa-setidaknya bentuknya masih mirip ikan. Masih jauh, tapi sudah terihat besar sekali, lebih besar dibanding gurita yang mengejar kami beberapa hari lalu. Ikan ini memiliki enam tanduk, ekornya panjang dengan sirip-sirip melengkung bagai surai. Kulitnya berwarna kuning keemasan, memantulkan cahaya matahari. Aku mengeluh, tidakkah urusan ini  bisa lebih mudah? Kami bertiga masih dalam kondisi terikat, tidak bisa meloloskan diri, tidak bisa bergerak, ditambah lagi ikan raksasa ini.

"BAAAM!Lima belas detik terbang di udara, ikan raksasa itu berdebam kembali memasuki lautan, membuat ombak tinggi, bagai gelombang tsunami puluhan meter. Hitungan detik, gelombang itu tiba, kapal kami yang terikat jangkar, terbanting kesana-kemari. Hanya karena jaring perak mengunci tubuh kami ke lantai kapal, kami tidak terlempar ke lautan. Tapi itu tetap tidak bisa melindungi dari lidah ombak, yang segera membuat kami basah kuyup. (Tere Liye dalam Komet Minor)

Bacalah kutipan di atas!

Apa yang kita rasakan?
Semua indera dan perasaan seolah terlibat.

Inilah salah satu kelebihan menulis dengan hati.
Apa itu?
Bagaimana caranya?
Malam ini kita akan kupas tuntas di kelas KBMN pukul 19.00-21.00 WIB

Apabila kamu telah selesai dengan suatu urusan, maka segera kerjakanlah urusan yang lain.

Salah satu tanda kita masih mencintai kehidupan adalah dengan terus bergerak. RaIH Gopay kOMPASIANA....!
Bergerak maju menjemput impian, dan bukan jalan ditempat, apalagi mundur kebelakang untuk mengingat kenangan. Sebab masa lalu hanyalah kenangan bukan diratapi dan dipertanyakan.

Apalagi jika kenangan itu bersama sang mantan.. He he he. Pergi ke sungai memancing ikan
Ikan kecil ikan arwana, Salam sapa saya ucapkan......

Assalamu'alaikum sobat semua,
Dan saya sampaikan Salam sejahtera untuk kita semua.

Jumpa lagi dengan Arek Malang Widya di kelas spesial yang tanpa sekat dan batas.
Malam ini kita memasuki pertemuan ke 26 yeayyyy...

Pasti ada yang berpikir aah sayang sekali habis ini kelas berakhir.
Tapi ada juga yang bersorak horeee, setelah ini bebas tugaas, bisa tidur cepet.

Hayooo  ngaku, yang senyum-senyum dipojokan pasti mikirnya gitu. He he he.
Yang pasti sobat, setelah kelas kita berakhir akan ada rasa yang hilang.

Buktikan nanti saat kita usai dan  tidak masuk kelas lagi.
Baiklah Selama 2 jam ke depan kita akan sharing bersama dengan narasumber yang luar biasa.

Input sumber gambar dokpri
Input sumber gambar dokpri

WRITING BY HEART

Rentang kisah kami terjalin dalam layar kaca selama 1095 hari.

Diawali dalam kelas tanpa sekat dan batas. Kemudian berlanjut dalam kopdar penulis session 1 dan 2. Hingga membuat kami semakin dekat walau berjarak waktu dan tempat.

Perbedaan jarak, tempat, suku, bahasa dan bangsa membuat jalinan ini tak hanya lurus semata.
Berpintal, merenggang, menguat berkelindan membentuk sebuah jalinan rasa.

Hingga akhirnya menyatu dan terikat dalam satu kata PERSAHABATAN.

Input sumber gambar dokpri
Input sumber gambar dokpri

Apa itu Writing by Heart?

Sejatinya menulis adalah ketrampilan tertinggi setelah membaca dan berbicara.

Menulis dengan hati artinya jadikan hati sebagai inspirasi saat menulis. Jadikan hati sebagai sumber untuk mengolah ide dan inspirasi yang disampaikan melalui tulisan.
Otak dan pikiran hanyalah alat dari proses menulis yang bersumber dari hati tersebut.

Input sumber gambar dokpri
Input sumber gambar dokpri

Tulisan adalah jiwa, setiap yang berjiwa pasti bisa menulis, tulisan dengan hati akan sampai ke hati. 

Tips menulis dengan hati

1. Libatkan emosi.

Emosi yang dimaksud disini adalah emosi yg positif ya....
Tulis apa saja yang kita rasakan, kita amati, dan kita dengarkan. Tulis semuanya apa adanya, tanpa perlu diedit terlebih dahulu.

Jika kita menulis sambil mengedit tulisan kita tidak akan  jadi.
Saat menulis libatkan emosi kita. Beri warna dan rasa pada tulisan kita.
Saat kita menuliskan tentang kesedihan gambarkan kesedihan itu. Bagaimana rasanya sedih, tulis saja seperti kita sedang berbicara curhat pada  sahabat kita jika kita sedang sedih.
Saat kita sedang marah sampaikan rasa amarah itu dalam kata kata. Sehingga seolah pembaca merasakan aura kemarahan kita.

2. Libatkan panca indera.

Tiga sahabat itu meringkuk ketakutan. Di tengah samudra biru, mereka terombang-ambing di atas kapal yang sudah lubang sana sini. Tangan mereka terikat jaring dengan kuat, sementara mulut kelu dalam gigil kedinginan.
Dari kejauhan
sesosok makhluk yang besar semakin mendekati mereka.

Makhluk itu sangat besar, tingginya melebihi pohon kelapa. Badannya sebesar gedung tingkat delapan. Surainya mencuat tinggi berwarna keperakan disinari matahari. Entah makhluk apa yang mereka lihat. Matanya yang merah menampakkan amarah. Makhluk itu menghantamkan ekornya dengan kuat.

Byuuuurrrr, seketika air laut bergejolak setinggi 30 meter. Baju mereka basah kuyup, rasa dingin bukan masalah terbesar mereka.
Tapi tatapan marah ikan itu. Ikan itu semakin mendekati mereka. Satu ayunan sirip lagi, akan tiba dihadapan mereka.

Ooh bagaimana nasib ketiga sahabat itu selanjutnya?

3. Tulis sesuatu yang kita sukai.

Bapak ibu pasti pernah merasa jatuh cinta kan? Bagaimana kita menggambarkan orang yang kita sukai.
Hemmm pasti paket lengkap untuk mendeskripsikannya.
Mulai wajahnya  penampilannya, sikapnya. Bahkan senyumnya pun kita bisa melukiskannya dengan jelas.
Kenapa bisa seperti itu? Kuncinya karena SUKA

Jangan menulis sesuatu yang tidak kita sukai. Ibaratnya jika Anda tidak menyukai minum kopi, jangan memaksa minum kopi. Pasti tidak akan menggambarkan kopi itu secara obyektif bukan?

Intinya tulis sesuatu yang kita sukai.
Jangan menulis karena terpaksa.
Ingat tulisan yang ditulis dengan terpaksa hanya akan berupa rangkaian huruf tanpa nyawa.
Kosong, bisu dan tak membekas di hati pembaca

Menulis adalah soal perasaan. Tidak cukup hanya pengetahuan, seorang penulis harus memiliki pemahaman. Pemahaman dimulai dari memahami diri sendiri baru memahami orang lain.

Penulis yang punya rasa akan menjadi sensitif dan mampu menangkap banyak hal. Efek ke tulisan, tulisannya akan menjadi lebih dalam dan dapat dimaknai oleh pembaca karena menyentuh pembaca. Dengan melibatkan rasa, penulis akan merasakan pengalaman keterlibatan sesuatu yang menggelegak dari dalam dirinya dan hal itu kemudian akan ditangkap oleh pembacanya. Merasa nggak?
Menulis adalah seni. Seni adalah keindahan. Seni adalah kreativitas. Seni juga bisa berarti jalan. Dengan seni, penulis memiliki jalan yang otentik di dalam karya-karyanya yang sulit ditiru oleh orang lain. Jadi hal ini adalah sebuah ciri khas mendalam dari penulis.

4. Jangan Mengharap Pujian.

UNTUK APA KITA MENULIS?

Jika kita menulis hanya karena pujian, orientasi kita bukan pada segi manfaat tulisan kita.
Tapi semata mata karena ingin dipuji.
Dan saat tulisan kita sepi dari pujian maka kita akan badmood bahkan malas untuk menulis.

Berbeda  dengan jika menulis semata2 karena ibadah ingin menebarkan sesuatu yg menghibur, yg bermanfaat. Dipuji atau tanpa dipuji kita akan terus melaju dengan tulisan kita.

Demikianlah kisah omjay dalam menulis dengan hati bersama ibu Mutmainnah dengan moderator ibu Widya. Semoga bermanfaat buat pembaca kompasiana.

Salam Blogger Persahabatan

Omjay

Guru Blogger Indonesia

Blog https://wijayalabs.com

Input sumber gambar dokpri
Input sumber gambar dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun