Alhamdulillah gopay kompasiana telah tiba dengan selamat di nomor gopay Omjay. juga di hati Omjay. Ternyata tidak mudah mendapatkan uang gopay, tapi juga tidak susah juga sih. Asal tahu caranya, pastilah gopay kompasiana akan segera menghampiri kita para penulis di kompasiana. Writing by heart, membaca dengan senyuman. Menulislah dengan hatimu.
Dari mana datangnya lintah, dari sawah turun ke kali
Dari mana datangnya cinta, dari mata turun ke hati. Uhuyyy..
Hati ini adalah Raja, sedangkan anggota tubuh adalah prajuritnya. Kita merasai senang, suka, sedih, bingung, khawatir, bahkan jatuh cinta dan patah hati menggunakan hati.
Segala yang kita sampaikan dari hati, maka akan sampai ke hati pula. Itulah syarat mendapatkan gopay kompasiana, hehehe
Bagaimana jika menulis dengan melibatkan hati, apakah akan sampai pula ke hati pembacanya?
Sure.... Pasti....
Terus bagaimana caranya?
Sulitkah?
Tekniknya apakah sama?
Agar segala tanya tak membuat hati gundah gulana, ayoo masuk dan bergabung di kelas belajar menulis nusantara (KBMN) saja.
Malam ini kita akan menarikan tinta seiring kata hati, mencurahkan kisah membidik hati agar berbunga.  See  you to night
BAAAM! Dari jarak sepuluh kilometer , melesat keluar dari dalam lautan seekor ikan raksasa-setidaknya bentuknya masih mirip ikan. Masih jauh, tapi sudah terihat besar sekali, lebih besar dibanding gurita yang mengejar kami beberapa hari lalu. Ikan ini memiliki enam tanduk, ekornya panjang dengan sirip-sirip melengkung bagai surai. Kulitnya berwarna kuning keemasan, memantulkan cahaya matahari. Aku mengeluh, tidakkah urusan ini  bisa lebih mudah? Kami bertiga masih dalam kondisi terikat, tidak bisa meloloskan diri, tidak bisa bergerak, ditambah lagi ikan raksasa ini.
"BAAAM!Lima belas detik terbang di udara, ikan raksasa itu berdebam kembali memasuki lautan, membuat ombak tinggi, bagai gelombang tsunami puluhan meter. Hitungan detik, gelombang itu tiba, kapal kami yang terikat jangkar, terbanting kesana-kemari. Hanya karena jaring perak mengunci tubuh kami ke lantai kapal, kami tidak terlempar ke lautan. Tapi itu tetap tidak bisa melindungi dari lidah ombak, yang segera membuat kami basah kuyup. (Tere Liye dalam Komet Minor)