Guru dapat melakukan beberapa hal  seperti ini :
- 1. Bantu temukan minatnya apa
- 2. Berikan kesempatan pada anak.
- 3. Dorong kolaborasi di antara siswa dalam ekstrakurikuler.Â
- 4. Hal Ini bisa membantu siswa yang tidak memiliki bakat spesifik merasa lebih nyaman dan mendapatkan dukungan.
- 5. Lakukan Pembinaan dan Bimbingan
- 6. Keterlibatan Orang Tua dalam mendukung siswa untuk menemukan bakat dan minat menjalani kegiatan ekstrakurikuler.
Satu hal yang perlu diingat bahwa pengalaman ekstrakurikuler juga bisa membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial, kerja tim, dan kepemimpinan, yang tidak selalu berkaitan dengan bakat spesifik.
Pada dasarnya setiap manusia memiliki bakat, namun ada yang tampak dan ada yang tidak nampak. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan dan minat yang membangun karakter tersebut.
Pada saranya ada 5 kebutuhan dasar manusia, yaitu: bertahan hidup, pengakuan, kasih sayang, kekuasaan, kesenangan.
Dari kelima unsur tersebut maka dapat dibangkitkan minat  sesuai dengan kebutuhan yang timbul dari diri.Â
Selanjutnya coache/guru/fasilitator dapat memberikan:
1. perhatian,
2. pengetahuan,
3. memotivasi,
4. bimbingan,
5. latihan,
6. dukungan moral dan
7. apresiasi.
Seseorang yang memiliki bakat bawaan sejak lahir namun tidak dilatih dan dibangun minat serta motivasi, maka akan dikalahkan oleh orang yang tidak memiliki bakat, tetapi memiliki minat dan motivasi serta usaha keras.
Contoh sederhana keterampilan menulis yang dilakukan pada Kegiatan Belajar Menulis Nusantara (KBMN), dimana kami membangun bakat seseorang dan sekaligus memberi pelatihan bagi orang yang tidak memiliki bakat namun konsisten utk berlatih.
Strategi diberikan sesuai dengan tingkat kebutuhan dan usia si coache melalui Pendekatan personal/kelompok dengan cara coaching. Guru berusaha mencari tau masalahnya, mungkin saja anak tersebut minder, karena pemalu dan atau anak tersebut tidak memiliki teman akrab yang sehobi.Â
Setelah diketahui masalahnya, kemudian memberikan solusi dengan bijak mengajak siswa untuk mengikuti salah satu ekskul. Karena dari ragam ekskul yang ada pasti sesuai bakat dan minat siswa di sekolah tersebut.
Cara lain yang bisa dilakukan adalah mengidentifikasi hal-hal yang disukai oleh anak tersebut. Bagi yang tidak suka olahraga, diajak bermain ke gelanggang olahraga, menyaksikan langsung kegiatan di sana dengan pendekatan inklusif dan kolaboratif.
Menurut seorang kawan guru lainnya, apabila seorang siswa tidak memiliki bakat apapun, maka tugas kita menyediakan lingkungan yang kaya dengan edukasi sehingga ia terangsang dan terstimulasi atau minimal tertarik dengan lingkungan yang kita ciptakan.