Kisah Omjay kali ini akan menuliskan tentang kegembiraan seorang calon guru penggerak. Selama 6 bulan kami menjalani program pendidikan guru penggerak (PPGP). Suka dan duka kami alami bersama angkatan 7 calon guru penggerak (CGP). Kegembiraan itu akhirnya datang juga. Kami melaksanakan hasil panen belajar di SMKN 24 Jakarta Timur. Aksi nyatanya kami lakukan di kegiatan MPLS SMP Labschool Jakarta.
Liburan sekolah datang dan membawa kami bersenang-senang dengan keluarga tercinta. Kini liburan telah usai dan saatnya menyambut siswa baru dengan senyuman termanis. Kami menyambut siswa baru dengan sebuah kegiatan yang bernama Masa Pengenalan Linkungan Sekolah (MPLS). Saat pra MPLS seorang siswa diajak naik ke atas podium oleh pak Dedi. Keberaniaan bicara mulai muncul dari salah seorang siswa kelas 7 SMP Labschool Jakata. Semoga kelak menjadi siswa berprestasi di sekolah kami.
Demikian pula di materi adaptasi sekolah baru. Seorang siswa bertanya apa saja program kegiatan kesiswaan kepada ibu ayank Irma. Tentu saja banyak sekali dan kalian akan merasakan dahsyatnya kegiatan di sekolah Labschool. Kalian akan betah di sekolah dan mengikuti semua kegiatan dengan penuh kegembiraan.
Omjay membuka kembali SIM PKB. Omjay membuka program elearning calon guru penggerak (CGP). Program E-learning Guru penggerak merupakan program untuk mengelola kelas Guru penggerak. Paket modul 1, paket modul 2, dan paket modul 3 telah selesai dikerjakan dengan baik. Jurnal refleksi, lokakarya, dan pendampingan individu CGP oleh pengajar praktik sudah pula dikerjakan.
Seorang guru seharusnya menjadi pemimpin pembelajaran dalam pengembangan sekolah. Dalam modul 3.1 elerning calon guru penggerak dituliskan. Â Secara khusus, modul 3.1 ini diharapkan dapat membantu Calon Guru Penggerak untuk mampu:
- CGP dapat menjelaskan tentang konsep sekolah sebagai institusi pembentukan karakter dan nilai-nilai kebajikan sebagai acuan utama dalam pengambilan keputusan berbasis etika sebagai seorang pemimpin pembelajaran.
- CGP dapat melakukan praktik pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin. CGP dapat mengidentifikasi jenis-jenis paradigma dilema etika yang dihadapi oleh dirinya sendiri maupun orang lain; CGP menunjukkan sikap reflektif, kritis, kreatif, dan terbuka dalam menganalisis dilema tersebut.
- CGP dapat memilih 3 (tiga) prinsip yang dapat dilakukan untuk membuat keputusan dalam dilema etika.
- CGP dapat menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang diambil dalam dilema etika; CGP bersikap reflektif, kritis, dan kreatif dalam proses tersebut.
Sungguh Omjay bersyukur dapat mampu mewujudkan keempat tujuan di atas. Sedikit demi sedikit Omjay pelajarai dengan senang hati. Praktik pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin, Omjay terapkan dengan baik selama menjadi guru di SMP Labschool Jakarta.
Ada 5 pertanyaan yang ada dalam isi materi modul 3.1 yang harus dijawab dalam tindakan nyata dan bukan kata-kata.
- Bagaimana pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin pada kasus-kasus dilema etika?
- Apa perbedaan antara 'Dilema Etika' dan 'Bujukan Moral,' serta paradigma apa saja yang terkandung dalam sebuah kasus dilema etika?
- Prinsip-prinsip apa saja yang mendasari pemikiran seseorang dalam mengambil suatu keputusan sebagai seorang pemimpin?
- Bagaimana kita bisa menganalisis efektifitas sebuah proses pengambilan keputusan yang telah diambil?
- Bagaimana kita menguji keputusan yang telah diambil?
Ada 3 sumber belajar di LMS moodle yang diperlukan untuk menjawab kelima pertanyaan di atas, yaitu:
- Video 3 prinsip dilema etika.
- Pertanyaan-pertanyaan serta pemahaman terhadap 3  prinsip  dilema  etika yang terdapat di LMS
- Daftar Tugas/Checklist Ruang Kolaborasi yang terdapat di LMS.
Guru CGP disarankan menggunakan alur MERDEKA yang sudah disiapkan di LMS moodle yang terdiri dari:
- Mulai dari diri
- Eksplorasi konsepÂ
- Ruang kolaborasi
- Demonstrasi kontekstual
- Elaborasi pemahaman
- Koneksi Antar Materi
- Aksi nyata
Dengan alur MERDEKA, setiap CGP menjadi tahu apa yang harus dikerjakan. Sekolah adalah 'institusi moral' Â yang dirancang untuk membentuk karakter para warganya. Seorang pemimpin di sebuah institusi atau sekolah akan menghadapi situasi di mana pemimpin tersebut perlu mengambil suatu keputusan yang mengandung dilema secara etika, dan berkonflik di antara nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar.Â
CGP diharapkan dapat mengidentifikasi dan memahami prinsip-prinsip etika yang berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati dalam lingkungan pribadi maupun lingkungan profesi, serta mengaitkannya dengan nilai-nilai yang disepakati dan diyakini dalam proses pengambilan keputusan dilema etika.
Semoga apa yang kami pelajari selama mengikuti program pendidikan guru penggerak dapat menjadikan kami seorang guru penggerak di sekolahnya masing-masing. Kegembiraan seorang calon guru penggerak harus terus dikumendangkan agar program ini dapat terus berjalan sesuai dengan harapan kementrian pendidikan kebudayaan riset dan teknologi.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H