Guru digaji oleh orang tua murid dengan hasil tani mereka dan guru menerimanya dengan senang hati. Guru tak pernah meminta dan guru lebih banyak berbagi ilmunya. Rezekinya sudah diatur oleh Sang Maha pencipta. Baginya tangan di atas lebih mulia dari tangan di bawah.Â
Berbagi praktik baik selalu ditunjukkan agar semua orang tergerak untuk sama-sama belajar bersama. Hasilnya ada ilmu yang didapatkan. Mereka mendapatkan pengetahuan sebagai bekal kehidupan.
Lihatlah guru mengaji. Mereka ikhlas berbagi ilmunya kepada para jamaah pengajian. Semakin banyak yang pandai mengaji Al Qur'an, semakin banyak pahala yang diterima oleh pak ustadz.
Tak ada gaji tetap. Tak ada gaji yang tinggi. Semua itu hanya berharap dari sang ilahi Robbi. Janji Allah sudah pasti. Untuk mereka yang selalu menegakkan agama Allah di muka bumi. Jadikan Al Qur'an dan hadits sebagai panduan hidup di dunia.
Seharusnya guru-guru seperti ini semakin banyak di pelosok negeri. Hanya memberi tak harap kembali. Guru selalu bergerak mencerdaskan kehidupan bangsa. Mereka yang tak bisa membaca jadi pandai membaca dan mereka yang tidak bisa menulis menjadi pandai menulis. Murid menjadi cerdas dan pintar dengan bidangnya masing-masing. Minat dan bakat murid tersalurkan berkat bimbingan sang guru penggerak.
Cobalah melihat tukang bangunan bekerja. Mereka bekerja untuk memperbaiki saluran air sungai di komplek TNI AL Jatibening indah. Mereka bekerja bersama dan terus bergerak agar tanah di atas tidak turun ke sungai kecil yang menjadi saluran air.
Mereka bergerak dan terus bergerak membangun bendungan agar saluran air menjadi lancar. Berkat ilmunya mereka bisa membangun saluran air dengan kokoh dan kuat diterjang aliran air sungai yang terus bergerak di musim hujan.
Begitulah seharusnya seorang guru penggerak. Jangan berhenti bergerak agar proses mencerdaskan kehidupan bangsa dapat terwujud. Tiada hari tanpa bergerak dan tiada waktu yang terbuang dengan sia-sia.Â