Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.1 Model 4P
Tuesday, 4 July 2023, 7:45 PM
by WIJAYA KUSUMAH Omjay
Model 1:Â
Inilah model 4F (Facts, Feelings, Findings, Future) 4F merupakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P, dengan pertanyaan sebagai berikut (disesuaikan dengan yang sedang terjadi pada saat penulisan jurnal):Â
- Facts (Peristiwa): Ceritakan pengalaman Anda mengikuti pembelajaran pada minggu ini atau pada saat menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Apa hal baik yang saya alami dalam proses tersebut? Ceritakan juga hambatan atau kesulitan Anda selama proses pembelajaran pada minggu ini? Apa yang saya lakukan dalam mengatasi kendala tersebut?Â
- Feelings (Perasaan): Bagaimana perasaan Anda selama pembelajaran berlangsung? Apa yang saya rasakan ketika menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Ceritakan hal yang membuat Anda memiliki perasaan tersebut.Â
- Findings (Pembelajaran): Pelajaran apa yang saya dapatkan dari proses ini? Apa hal baru yang saya ketahui mengenai diri saya setelah proses ini?Â
- Future (Penerapan): Apa yang bisa saya lakukan dengan lebih baik jika saya melakukan hal serupa di masa depan? Apa aksi/tindakan yang akan saya lakukan setelah belajar dari peristiwa ini?
Berikut ini adalah 4 penjabarannya yang bisa dijadikan jurnal refleksi dwi mingguan modul 1.1 Model 4P sbb:
1. Peristiwa
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.1 Model 4P adalah jurnal yang dibuat dengan menggunakan peristiwa, perasaan, pembelajaran dan penerapan. Setelah Omjay dinyatakan lulus tahap 2, maka diadakan Pembukaan Pendidikan Guru Penggerak pada 20 Oktober 2022 secara Zoom. Lokakarya Orientasi dilaksanakan secara langsung atau luring pada 22 Oktober 2022 di SMKN 51 Jakarta Timur.
Kegiatan ini dihadiri juga Perwakilan BBGP DIY, Dinas Pendidikan, Pengawas dan Kepala Sekolah. Pesertanya adalah Guru Penggerak Pengajar Praktik.dan para calon guru penggerak Angkatan 7 yang disingkat CGP7
Terdapat pembelajaran bersama kelompok beserta Pengajar Parktik yang membuat kita saling berbagi pengalaman dan saling mengenal di antara sesama CGP7 DKI Jakarta.
2. Perasaan
Ketika dinyatakan lulus tahap II sebagai Calon Guru Penggerak atau CGP, perasaan Omjay sangat senang sekali. Nah, selain itu juga ada rasa kekhawatiran tentang diri Omjay sendiri. Apakah Omjay dapat mengikuti Pendidikan Guru Penggerak ini sampai selesai?
Namun dengan semangat tinggi dan niat yang baik, Omjay bertekad untuk mengikuti Pendidikan Guru Penggerak atau PGP yang dilaksanakan oleh kemdikbudristek dengan penuh semangat tinggi.
Alhamdulillah perasaan itu membuat Omjay lebih percaya diri dan merasa punya kelebihan dalam bidang tulis menulis. Omjay pun berusaha untuk menulis setiap harinya.
3. Pembelajaran
Mengikuti PGP dari awal Lokakarya pertama menambah pengetahuan baru. Modul di LMS, aplikasi Google Meet, Instruktur, Fasilitator dan Pengajar Praktik CGP yang luar biasa merupakan istilah baru bagi Omjay sebagai calon guru Penggerak di angkatan 7. Seiring waktu perjalanan PGP membuat Omjay semakin bertambah wawasan terutama pendidikan sesuai pemikiran KHD. Apa pemikiran Ki Hajar Dewantara itu? Yaitu pendidikan yang menuntun murid sesuai kodratnya untuk mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan.
Pembelajaran di LMS terkenal dengan alur MERDEKA (Mulai dari Diri, Ekplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Konstektual, Elaborasi, Koneksi Antar Materi dan Aksi Nyata). Merdeka adalah sesuatu yang baru bagi Omjay sebagai guru tangguh berhati cahaya.
4. Penerapan
Pendidikan sesuai pemikiran KHD membuat Omjay untuk merubah cara mengajar murid atau siswa. Pendidikan yang harus menuntun murid sesuai kodratnya yaitu kodrat alam dan zaman.
Merubah paradigma lama pendidikan menjadi pendidikan merdeka. Pengajaran student center membuat murid lebih aktif dan mampu mengembangkan bakat dan minatnya.
Dalam pendidikan guru, jurnal refleksi dipandang sebagai salah satu elemen kunci pengembangan keprofesian karena dapat mendorong guru untuk mengaitkan teori dan praktik, serta menumbuhkan keterampilan dalam mengevaluasi sebuah topik secara kritis (Bain dkk, 1999). Menuliskan jurnal refleksi secara rutin akan memberikan ruang bagi seorang praktisi untuk mengambil jeda dan merenungi apakah praktik yang dijalankannya sudah sesuai, sehingga ia dapat memikirkan langkah berikutnya untuk meningkatkan praktik yang sudah berlangsung (Driscoll & Teh, 2001). Jurnal ini juga dapat menjadi sarana untuk menyadari emosi dan reaksi diri yang terjadi sepanjang pembelajaran (Denton, 2018), sehingga Anda dapat semakin mengenali diri sendiri.
Artikel terkait dapat juga dibaca di bawah ini.
Jurnal Refleksi Dwimingguan CGP Akt 6, Modul 1.1 Halaman all - Kompasiana.comÂ
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H