Media pembelajaran untuk siswa sekolah (sekaligus “sumber” informasi).
Internet dan Medsos: Peluang vs Tantangan
LITERASI DIGITAL INDONESIA (JAPELIDI dalam Kurnia & Astuti, 2017)
PETA GERAKANPemetaan 342 kegiatan literasi digital 2010-2017 yang dilakukan oleh 56 peneliti dari 26 perguruan tinggi di 9 Kota di Indonesia. Kegiatan literasi digital cenderung terkotak, insidentil, sporadis dan kurang sinergis.
- PELAKU 56,14% PERGURUAN TINGGI 14,34% PEMERINTAH 13,52 KOMUNITAS
- RAGAM KEGIATAN 29,64% PENYULUHAN 20,39% PELATIHAN 14,32% FGD 11,08% TALK SHOW
- KELOMPOK TARGET 29,55% PELAJAR 18,5% MAHASISWA 15,22 MASYARAKAT UMUM
- MITRA KEGIATAN 32,07% SEKOLAH 11,86% PEMERINTAH 11,94% KOMUNITAS 8,8% MEDIA
Pengertian bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bahan yang dimaksudkan dapat berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis. National Centre for Competency Based Training (2007).
- Bahan Cetak , Buku, Modul, Handout, Lembar Kerja, brosur dll
- Audio Visual, Film/Video fiksi, Film/video documenter, Film/Video Instruksional dll
- Audio, Wawancara, musik, dialog, talkshow, podcast, program radio, animasi, dll
- Visual, Foto, gambar, ilustrasi, bagan, tabel, grafik, dll
- Multimedia, Aplikasi, program, CD interaktif, dll
Apa saja yang sebaiknya diperhatikan untuk membuat bahan ajar literasi digital
- Materi literasi digital yang sesuai dengan target
- Gaya bahasa & penyampaian yang menarik serta etis
- Memastikan keaslian karya
- Melakukan validasi media dan isi sebelum uji coba untuk menjaga kualitas
Demikianlah kisah Omjay kali ini tentang memahami bahan ajar literasi digital bahan ajar. Semoga bermanfaat buat pembaca kompasiana. Materi lengkap dapat anda unduh di sini. Juga di sana.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay