Menarik sekali apa yang disampaikan mbak Novi Kurnia (dosen UGM Yogyakarta). "Apakah anda pernah merasa buntu saat menulis buku literasi digital?" Omjay mengalaminya saat ini. Pusing mau memulai menulis darimana?
Buntu Saat menulis buku/modul/bahan ajar pasti dialami oleh mereka yang sedang membuat bahan ajar. Kita perlu banyak membaca referensi agar apa yang dituliskan dapat dipertanggung jawabkan.
Bingung mulai darimana? Materi apa lagi? Sudahkah cukup? Kualitas? Target? Apakah harus direvisi setelah jadi? Itulah berbagai pertanyaan yang akan hinggap di kepala. Terus berulang lagi.lagi...lagi... sampai benar-benar selesai.
Tantangan lainnya adalah bagaimana menulis bersama penulis lainnya? Bagaimana jika materi literasi digital belum kuat? Bagaimana jika waktu penulisan terbatas? Bagaimana jika keterampilan menulis terbatas? Bagaimana jika sumber data terbatas?
Ada 6 Menu paparan presentasi dari mbak Novi
- Apakah yang dimaksud dengan literasi digital?
- Apa saja kurikulum literasi digital di luar pendidikan formal di Indonesia?
- Bagaimana memahami 4 pilar literasi digital untuk Indonesia makin cakap digital
- Mengapa siswa sekolah perlu belajar literasi digital?
- Apa saja jenis bahan ajar literasi digital untuk siswa sekolah?
- Bagaimana membuat bahan ajar literasi digital yang baik?
Berikut ini kita jabarkan satu per satu paparan mbak Novi Kurnia yang disampaikan beliau saat FGD kedua antara siberkreasi dan PGRI yang difasilitasi oleh kementrian komunikasi dan informatika.
1. Apakah yang dimaksud dengan literasi digital?
'Melek digital' melibatkan tidak hanya mampu 'mengoperasikan' alat seperti komputer dan ponsel, tetapi juga kemampuan untuk beradaptasi sesuai dan kendala alat ini untuk keadaan tertentu ... Dengan kata lain, sementara kadang-kadang kita mungkin tampak terlalu fokus pada bagian 'digital' dari digital literasi, yaitu, memikirkan kesesuaian dan batasan dari yang baru ini teknologi, yang benar-benar kami minati bukanlah alat itu sendiri, tetapi proses mediasi, atau, sebagaimana orang lain menyebutnya, tindakan mediasi (Scollon, 2001; Wertch, 1993), proses yang dilalui orang menyesuaikan alat ini untuk mencapai praktik sosial tertentu.
(Jones & Hofner, 2012:19)
2. Apa saja kurikulum literasi digital di luar pendidikan formal di Indonesia?