Habis sholat dhuhur kami berkunjung ke makam bapak mertua di sirnalaga Bandung. Kami berziarah ke makam pak Sholeh yang meninggal 9 tahun lalu. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Rasanya baru kemarin bapak mertua dipanggil Allah SWT.
Saat takziah di malam bapak mertua, hujan turun deras sekali. Kami berteduh di tempat yang aman. Omjay melihat tukang kue telur puyuh yang sedang membuat kuenya dengan cepat. Banyak sekali orang yang membelinya. Rasanya enak dan nikmat sekali dimakan saat hujan deras seperti saat ini. Omjay ingin mencobanya. Tapi sayang sudah kehabisanÂ
Pulang dari makam, Omjay melihat tukang sate di depan rumah kang Asep Surya. Rasa satenya enak sekali. Omjay membeli sepuluh tusuk. Ternyata anak-anak sudah membeli sate lebih dulu.
Hari ini Omjay belajar bisnis dari tukang sate dan tukang kue telor puyuh. Mereka tetap jualan dan melihat peluang di hari raya idul Fitri. Semoga banyak uang yang mereka dapatkan hari ini.
Aku telah meraih kemenangan. Semoga kemenangan ini dapat dipertahankan di 11 bulan yang akan datang. Pesantren ramadhan telah membimbing aku dalam kehidupan yang lebih baik dan menjadi orang yang bertakwa. Semoga Omjay bisa seperti ulang yang berubah menjadi kupu-kupu yang cantik dan indah dipandang mata.
Demikianlah kisah Omjay kali ini. Semoga bermanfaat buat pembaca Kompasiana. Tak ada gading yang tak retak. Tak ada manusia yang sempurna. Begitu juga Omjay sebagai manusia biasa. Di hari yang Fitri ini, izinkan Omjay meminta maaf bila ada tulisan Omjay yang kurang berkenan di hati.
Salam blogger persahabatan
Omjay