Sebuah tulisan akan menemui takdirnya. Juga keberuntungan dipilih dewa juri lomba blog Kompasiana. Siang hari ini Omjay membaca tulisan bagus sekali.Â
Tulisan bagus ini baru saja dipilih dewan juri lomba blog kompasiana bekerjasama dengan kemdikbudristek. Tulisannya memang menarik dan judulnya juga nyentrik.Â
Itulah yang membuat tulisan ini menjadi juara pertama lomba blog kompasiana. Judulnya Gurunya Kompeten, Kurikulumnya Keren, dan Orang Tuanya Paten. Tulisan ini mendapatkan hadiah Rp. 7.000.000,- (Tujuh Juta Rupiah) dari kompasiana.
Omjay mencoba menggali lebih dalam, mengapa tulisan tersebut bisa menjadi pemenang pertama blog competition bersama kemdikbudristek. Ternyata memang tulisannya bagus sekali dan terpilih menjadi artikel utama kompasiana.
Gurunya Kompeten, Kurikulumnya Keren, Orang Tuanya Paten Halaman all - Kompasiana.comÂ
Nampaknya penulis artikel tersebut adalah orang yang gemar membaca dan luas wawasannya. Beliau memang sosok kompasianer yang terpilih di ajang kompasianival 2022 sebagai Best in Opinion di Kompasiana Awards 2022. Dari profilnya saja, kita sudah langsung terpesona dan terkesima. Pantesan tulisannya menang! Penulisnya bukan orang sembarangan, hehehe.
Setelah Omjay baca berulang kali, tulisannya memang layak dipilih oleh dewan juri sebagai pemenang pertama. Kawan-kawan guru yang mengajar di sekolah perlu sekali membaca tulisan yang mendapatkan hadiah Rp. 7.000.000 dari Kompasiana.
Mau kurikulumnya ganti atau tidak sebenarnya tidak masalah, karena seperti apa pun kurikulumnya, anak pertama kali mendapat pendidikan dari kita, orang tua dan keluarga besarnya, bukan dari guru atau sekolah. (Yana Haudy)
Kita memang harus berpikir global dan bertindak lokal agar apa yang dilakukan tidak gagal. Nah, pemikiran dan sikap kita yang terbuka terhadap perkembangan zaman, namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan lokal, akan membuat anak-anak kita mampu menjadi orang-orang yang bersaing di masa depan. Itulah juga yang pernah disampaikan bapak Dr. Suparno dalam webinar Kupas Tuntas Inovasi Juara Guru dan Kepala Sekolah Inspiratif Kemdikbudristek.Â
Beliau baru saja pulang dari Amerika Serikat dan membawa rombongan siswa SMA Labschool Jakarta ke Universitas Harvard di New York, Amerika Serikat. Beliau sudah berbagi ilmu dan pengalamannya kepada kami di APKS PGRI.
Kalau kita mencermati informasi yang tertuang di situs kurikulum.kemdikbud.go.id, Kurikulum Merdeka sebenarnya tidak menggantikan Kurikulum 2013 (K13) seperti yang dikira banyak orang berkaitan dengan ganti-menteri-ganti-kebijakan.Â
Kurikulum Merdeka justru menyederhanakan sekaligus menyempurnakan K13 dengan menyesuaikan pembelajaran dan penguatan karakter anak sesuai perkembangan zaman di dunia internasional. (Yana Haudy).
Terus terang Omjay kagum dengan pemilihan diksi dan tata bahasanya. Setiap kalimat yang dibuat mengandung makna yang membuat pembacanya terpesona dan tidak bisa menolak apa yang dituliskannya.Â
Jadi pantas saja dewan juri lomba blog memilihnya, karena penulisan kalimat demi kalimat tersusun rapih dan membuat pembaca tercerahkan. Hal yang beliau tuliskan juga telah disampaikan ibu Yati Suwartini, seorang kepala sekolah inspiratif kemdikbudristek di acara webinar PGRI beberapa waktu lalu.
Keleluasaan cara belajar dan penguatan pendidikan karakter yang ada di Kurikulum Merdeka membuat anak-anak kita kelak mumpuni bersaing dengan orang dari belahan dunia mana pun karena sudah punya fondasi ilmu, kepercayaan diri, dan kepribadian yang kuat yang berasal dari kebudayaan lokal mereka sendiri di Indonesia.
Omjay ucapkan selamat kepada Mbak Yana Haudy yang tulisannya terpilih menjadi juara atau pemenang lomba blog kompasiana. Penulis keren dari emperbaca.com ini memang layak mendapatkan hadiah Rp. 7.000.000,- dari Kompasiana.
Prinsip utama dalam merdeka belajar adalah kebahagiaan siswa dalam menyerap ilmu yang mereka dapat dari sekolah. Jadi guru boleh mengajak siswanya belajar di luar kelas.
Semoga tulisan keren dari mbak Yana Haudy dapat memberikan semangat para guru untuk terus belajar sepanjang hayat tentang Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) yang terus dikampanyekan oleh kemendikbudristek. Apapun kurikulumnya, gurunya tetap guru tangguh berhati cahaya. Guru yang pantang mengeluh dan siap menerima perubahan.
Demikianlah kisah omjay kali ini. Semoga bermanfaat buat pembaca kompasiana di bulan suci ramadhan. Tak terasa lebaran idul fitri tinggal beberapa hari lagi. Semoga kita kembali suci dan bertakwa kepada Allah SWT.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H