Nostalgia masa kecil yang tak pernah terlupakan adalah minta tanda tangan penceramah Ramadhan. Usai sholat tarawih biasanya kami berkumpul bersama penceramah Ramadhan untuk minta tandatangan.
Nostalgia masa kecil itu kini terlihat di depan mata, ketika anak sekolah dasar kelas empat meminta tandatangan bapak ustadz Hasnan di musholla Al Hamzah Jatibening indah pondok gede Bekasi.
Ramai sekali suasananya dan mereka antri dengan tertib untuk minta tanda tangan bapak ustadz Hasnan. Omjay hitung, ada sembilan orang anak sekolah dasar yang malam itu mendekati pak ustadz Hasnan untuk minta tandatangan beliau.
Dahulu semasa Omjay kecil, buku tandatangan ditulis tangan dan tabel dibuat sendiri oleh tulisan tangan di buku tulis. Sekarang sudah ada lembar kerja Ramadhan yang seperti LKS atau lembar kerja siswa. Penceramah Ramadhan tinggal tanda tangan saja. Murid SD yang menuliskan isi ceramahnya.
Omjay kembali menerawang masa lalu ketika masih duduk di sekolah dasar sekitar tahun 1980-an. Sehabis mendengar ceramah ramadhan, kami berkumpul mendekati pak ustadz. Kami minta tanda tangan pak ustadz dan mencium tangan pak ustadz. Pulangnya suka dikasih Snack sama pengurus masjid. Sebagai hadiah sudah datang ke masjid untuk sholat isya berjamaah dan dilanjutkan dengan sholat tarawih.
Nostalgia masa kecil memang lucu sekali. Pulang tarawih kami suka main dulu baru pulang ke rumah. Terkadang kami main lompat tali atau permainan tradisional lainnya seperti main gobak sodor dan galasin.
Omjay masih ingat. Dahulu menteri pendidikan Nasional adalah bapak Daud Yusuf. Kurikulum ditambah menjadi satu setengah tahun oleh beliau. Jadi belajar di sekolah dasar bertambah enam bulan. Belum ada yang namanya guru penggerak saat itu.
Sebelum berangkat ke masjid, kami menyiapkan buku tulis yang sudah diisi tabel nama penceramah, isi ceramah dan tanda tangan penceramah serta tanggal ceramah. Waktu itu kami masih pakai pensil dan belum menggunakan pulpen tinta seperti saat sekarang ini. Penerbit mampu menangkap peluang bisnis. Jadilah buku panduan Ramadhan sekolah dasar.
Jadi kepengen main ke masjid Al Barkah lagi di kompleks TNI AL Kodamar 3 kelapa gading barat Jakarta Utara. Sekarang masjidnya sudah bagus sekali dan ada yayasan pendidikan untuk sekolah dasar Islam terpadu. Masjid yang dulu berlantai satu, kini sudah berlantai dua. Bagus dan megah sekali masjid Al Barkah saat ini.
Banyak sebenarnya nostalgia masa kecil yang ingin dituliskan. Suatu saat akan Omjay tuliskan lagi di Kompasiana. Omjay masih ingat. Saat itu habis makan sahur. Omjay makan emping pagi hari saat mau sholat subuh ke masjid. Kawan-kawan Omjay mentertawakan. Sebab waktu Imsak sudah tiba. Omjay baru ingat kalau sudah tidak boleh makan dan minum. Kata Pak Ustadz lanjutkan saja puasanya kalau lupa. Omjay pun melanjutkan puasa sampai adzan maghrib berkumandang di masjid.
Kisah lucu lainnya semasa kecil adalah Omjay mengamalkan apa yang disampaikan Pak Ustadz dalam ceramahnya. Beliau berkata, ambil yang baik tinggalkan yang buruk. Omjay kecil saat itu masih lugu. Berangkat ke masjid pakai sandal jepit, pulang pakai sandal kulit. Sampai di rumah dimarahi Ibu, dan diminta untuk mengambalikannya. Hehehe.
Sewaktu kecil, dan masih sekolah dasar, Omjay rajin sekali ke masjid. Kalau sudah kumpul sama anak laki-laki lainnya pasti bikin ribut. Pengurus masjid sampai marah dan kuping Omjay dijewer olehnya. Itulah mengapa kuping Omjay seperti kuping gajah, karena sering dijewer pengurus masjid, hahaha.
Salam blogger persahabatan
OmjayÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H