Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Penggerak Itu Mulai Mengenal Konsep Coaching, Apaan Tuh?

16 Maret 2023   07:26 Diperbarui: 16 Maret 2023   07:35 16888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Guru penggerak itu mulai mengenal konsep Coaching. Apaan tuh Coaching? Materi ini diberikan dalam program pendidikan calon guru penggerak (CGP). Coaching adalah proses pembinaan dimana seseorang bertujuan untuk membantu memberdayakan orang lain dengan memfasilitasi pembelajaran diri, pertumbuhan pribadi, dan perbaikan kinerja.

Tujuan coaching adalah untuk mendukung pembelajaran siswa demi membantu mereka dalam meraih tujuan pribadi atau tujuan pembelajaran tertentu. Contoh coaching ini biasanya dilakukan oleh seorang guru kepada siswanya, terutama untuk meningkatkan pertumbuhan prestasi belajar siswa yang bersangkutan.

Berkenaan dengan hal di atas, coaching memainkan peranan yang sangat penting, karena membuat siswa merdeka dalam belajar untuk mengeksplorasi diri guna mencapai tujuan pembelajaran dan memaksimalkan potensi yang dimilikinya.  

Guru sekaligus Pendidik sebagai coach harus memberikan tuntunan dan arahan agar siswa (coachee) tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya melalui pertanyaaan pertanyaan efektif dalam suatu komunikasi asertif.

Siswa SMP Labschool Jakarta/dokpri 
Siswa SMP Labschool Jakarta/dokpri 

Coaching sangat penting dikuasai para aktor pendukung Calon Guru Penggerak (CGP) yang terdiri dari Fasilitator, Pengajar Praktik, dan Instruktur memiliki peran penting sebagai teman belajar CGP selama pendidikan. 

Kualitas aktor pendukung perlu terus ditingkatkan untuk memastikan pembelajaran di dalam Guru Penggerak mencapai hasil yang diharapkan. Penilaian kinerja aktor pendukung akan mencakup penilaian di beberapa aspek, antara lain:

  1. Komunikasi yang memberdayakan,
  2. Keterampilan memandu dan memastikan ketercapaian hasil belajar,
  3. Keterampilan memandu refleksi dan memberikan umpan balik penilaian, serta
  4. Sikap kerja dan kedisiplinan

Dalam laman kemdikbudristek, secara umum, profil kompetensi Guru Penggerak yang ingin dicapai dari program pendidikan guru penggerak ini adalah: 

  1. Guru Penggerak secara aktif menetapkan tujuan, membuat rencana, dan menentukan cara untuk mencapainya dalam meningkatkan kompetensi dan kematangan dirinya.
  2. Guru Penggerak memfasilitasi guru lain dalam mengevaluasi pembelajaran berdasarkan data dan tingkat pencapaian murid.
  3. Guru Penggerak terampil menerapkan pendekatan coaching untuk pengembangan diri, guru dan rekan sejawat..

Secara umum, capaian konsep coaching ini adalah peserta CGP mampu:

  1. memiliki paradigma berpikir coaching dalam berkomunikasi dalam rangka mengembangkan kompetensi rekan sejawat;
  2. menerapkan praktik komunikasi memberdayakan dengan menggunakan paradigma berpikir dan prinsip coaching; 
  3. melakukan percakapan berbasis coaching dalam komunitas sekolahnya untuk mengembangkan kompetensi rekan sejawat

Setelah mempelajari konsep coaching ini, CGP diharapkan menjadi guru penggerak yang mampu:

  • menjelaskan konsep coaching secara umum;
  • membedakan coaching dengan pengembangan diri lainnya, yaitu mentoring, konseling, fasilitasi, dan training;
  • menjelaskan konsep coaching dalam dunia pendidikan sebagai pendekatan pengembangan kompetensi diri dan orang lain (rekan sejawat);
  • menjelaskan paradigma berpikir coaching dalam komunikasi yang memberdayakan untuk pengembangan kompetensi;
  • menjelaskan prinsip-prinsip coaching dalam komunikasi yang memberdayakan untuk pengembangan kompetensi;
  • mengaitkan antara paradigma berpikir dan prinsip-prinsip coaching dengan supervisi akademik; 
  • membedakan antara coaching, kolaborasi, konsultasi, dan evaluasi dalam rangka memberdayakan rekan sejawat;
  • melakukan percakapan coaching dengan alur TIRTA; 
  • mempraktikkan tiga kompetensi inti coaching: coaching presence, mendengar aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot dalam percakapan coaching;
  • menjelaskan jalannya percakapan coaching untuk membuat rencana, melakukan refleksi, memecahkan masalah, dan melakukan kalibrasi;
  • memberikan umpan balik dengan paradigma berpikir dan prinsip dan coaching; 
  • mempraktikan rangkaian supervisi akademik yang berdasarkan paradigma berpikir coaching.

Perlu kita ketahui definisi atau glosarium dari istilah-istilah di bawah ini:

  • coach              : pemberi manfaat dan pelaksana kegiatan coaching
  • coachee         : penerima kegiatan dan manfaat kegiatan coaching
  • coaching       : kegiatan percakapan yang menstimulasi pemikiran coachee dan memberdayakan potensi coachee
  • community of practice    : sebuah kelompok yang terbentuk dengan tujuan berlatih dan mempraktikan materi pelatihan untuk pengembangan bersama
  • mentee          : penerima kegiatan mentoring 

Selain menyiapkan  diri kita sebagai pemimpin pembelajaran, program Pendidikan Guru Penggerak juga menyiapkan kita untuk menjadi seorang kepala sekolah. Sebagai kepala sekolah, tentunya tidak akan terlepas dengan tugas supervisi akademik. Supervisi akademik ini dilakukan untuk memastikan  pembelajaran yang berpihak pada murid sebagaimana tertuang dalam standar proses pada Standar Nasional Pendidikan Pasal 12 yaitu:

Pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf b diselenggarakan dalam suasana belajar yang: 

  1. interaktif;
  2. inspiratif; 
  3. menyenangkan; 
  4. menantang; 
  5. memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi aktif; dan 
  6. memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis Peserta Didik. 

Oleh karena itu, penting kiranya bagi kita memastikan bahwa supervisi akademik yang kita jalankan benar-benar berfokus pada proses pembelajaran sebagaimana yang tertuang dalam standar proses tersebut.

Selain bertujuan untuk memastikan pembelajaran yang berpihak pada siswa, supervisi akademik juga bertujuan untuk pengembangan kompetensi diri dalam setiap pendidik di sekolah sebagaimana tertuang dalam standar tenaga kependidikan pada Standar Nasional Pendidikan pasal 20 ayat 2:

Kriteria minimal kompetensi pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Rangkaian supervisi akademik ini digunakan kepala sekolah untuk mendorong ruang perbaikan dan pengembangan diri guru di sekolahnya. Hal itulah yang diberikan dalam salah satu materi pendidikan calon guru penggerak (CGP).

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, kepala sekolah seperti apakah yang dapat mendorong kita sebagai warga sekolah untuk selalu mengembangkan kompetensi diri dan senantiasa memiliki growth mindset, serta keberpihakan pada siswa? Jawabannya adalah pemimpin sekolah yang dapat mengidentifikasi kebutuhan pengembangan kompetensi diri dan orang lain dengan menggunakan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.

Dalam hal ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yang diawali dengan paradigma berpikir yang memberdayakan. Pendekatan dengan paradigma berpikir yang memberdayakan mutlak diperlukan agar pengembangan diri dapat berjalan secara berkelanjutan dan terarah. Salah satu pendekatan yang memberdayakan adalah coaching sebagaimana Whitmore (2003) ungkapkan bahwa coaching adalah kunci pembuka potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerjanya. 

Omjay di lokakarya cgp7/Dokpri 
Omjay di lokakarya cgp7/Dokpri 

Sejalan dengan hal itu, dengan adanya program Pendidikan Guru Penggerak ini, guru penggerak diharapkan menjadi supervisor atau kepala sekolah yang memiliki paradigma berpikir dan keterampilan coaching dalam rangka pengembangan diri dan rekan sejawat. Untuk lebih jelasnya, mari simak penjelasan mengenai konsep coaching secara umum dan konsep coaching dalam konteks sekolah pada dan kaitannya dengan peran kita sebagai kepala sekolah atau supervisor. 

Ayo kita implementasikan coaching di sekolah. Berikut ini adalah salah satu contoh videonya:


Coaching memiliki perbedaan dari beberapa penerapan bimbingan seperti mentoring dan konseling. Perbedaannya tampak dari cara penerapan seperti pada mentoring yang identik pada pelaksanaan dengan tujuan yang berbeda yakni membagikan pengalamannya untuk membantu mentee. Sedangkan dalam konseling, seorang ahli (konselor) membantu langsung konseli. Implementasi coaching tidakah membantu secara langsung akan tetapi mengarahkan coachee untuk menyelesaikan masalahnya sendiri dan memaksimalkan potensinya.

Tahapan TIRTA yang terdiri dari  menentukan Tujuan, Identifikasi masalah, Rencana aksi, serta penerapan hidup dengan Tanggungjawab atas rencana aksi yang sudah dikemukakan sebelumnya adalah metode yang  sering digunakan dalam coaching. Metode ini dikembangkan dari model coaching sangat terkenal yaitu GROW yang merupakan singkatan dari Goal (tujuan), Reality (kenyataan), Option (pilihan) dan Will (keinginan).

Info lengkap dapat dibaca di https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak/catatan-gp/peran-coaching-dalam-pendidikan-yang-memerdekakan/

Omjay mengajar informatika/dokpri 
Omjay mengajar informatika/dokpri 
Elemen penting dari coaching yang dapat diambil dari video yang disajikan adalah mengantarkan seseorang dari satu tempat ke tempat tujuan, bentuk kemitraan yang dijalankan melalui proses kreatif, membangun ide untuk memancing pertumbuhan bagi coacheenya tersebut. 

Siswa akhirnya menemukan solusi dari masalah yang dihadapinya. Sebagai seorang guru, Omjay pernah menerapkan prinsip ini saat siswa mengalami kesulitan baik secara pribadi maupun kelompok.

Saat Omjay ulang tahun, banyak siswa yang mendatangi Omjay dan memberikan ucapan terima kasih atas bimbingannya selama ini. Senang sekali mendapatkan hadiah di hari ulang tahun Omjay yang ke-50.

Omjay bersama siswanya/dokpri
Omjay bersama siswanya/dokpri

Demikianlah kisah omjay kali ini. Semoga bermanfaat buat pembaca kompasiana. Guru penggerak itu mulai mengenal konsep coaching. Semoga dapat diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

Salam Blogger Persahabatan

Omjay

Guru Blogger Indonesia

Blog https://wijayalabs.com

Omjay/dokpri
Omjay/dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun