Seorang kawan meledek guru penggerak yang baru lulus. Â Katanya jadi guru penggerak kok ngajarnya gitu-gitu aja! Tidak terlihat perubahan cara mengajarnya. Padahal dalam pendidikan guru penggerak ada modulnya. Banyak ilmu baru dalam modul LMS yang Omjay dapatkan.
Memang kita harus menyediakan waktu untuk membuka modul dan membaca sedikit demi sedikit informasi yang ada dalam modul PGP. Banyak pertanyaan dan pernyataan yang harus dijawab dengan jujur. Jadi tidak bisa copas dari internet. Walaupun di internet banyak juga kawan yang baik hati membagikannya.Â
Selama lebih dari 32 tahun menjadi guru, Omjay menyadari banyak kekurangan di sana sini yang harus diperbaiki. Oleh karena itulah Omjay memberanikan diri mendaftar program pendidikan guru penggerak Kemdikbudristek. Apalagi Omjay mengajar mata pelajaran baru. Namanya informatika di dalam kurikulum merdeka. Omjay harus banyak belajar untuk memahami materinya.
Alhamdulillah Omjay lolos tes wawancara dan simulasi mengajar calon guru penggerak angkatan 7. Saat wawancara Omjay ditanya sama dua orang dosen yang baik hati. Mengapa sudah bergelar doktor pendidikan mau ikut program guru penggerak? Mereka saja belum ada yang jadi doktor atau selesai S3. Hal itu Omjay baca dari gelar mereka yang dituliskan di google meet.
Omjay menjawab sambil tersenyum. Omjay katakan ingin belajar sepanjang hayat. Bergelar doktor teknologi pendidikan bukan berarti berhenti belajar. Omjay penasaran guru penggerak itu seperti apa? Apakah sama dengan program guru mitra dan guru imbas yang pernah Omjay ikuti?
Menurut kawan-kawan yang sudah lulus menjadi guru penggerak Kemdikbudristek, programnya bagus. Semua guru yang ikut mendapatkan ilmu baru dan kawan-kawan baru. Pulangnya, kalau ikut lokakarya dikasih uang saku. jadi yang ikut PGP benar-benar guru pilihan.
Begitulah menurut cerita kawan-kawan guru yang ikut PGP. Sekarang Omjay mengalaminya dan senang ikut program pendidikan guru penggerak. Walaupun Omjay harus berpacu dengan waktu. Banyak tugas di LMS moodle yang harus dikerjakan.
Sekarang Omjay mendapatkan Kawan-kawan baru dengan pengajar praktik juara pertama duta teknologi Pusdatin Kemdikbudristek. Orangnya ganteng, pinter dan masih muda pula. Beliau belum menikah dan katanya akan menikah di saat liburan sekolah tahun ini.
Fasilitator cgp7 juga enak orangnya. Beliau juga masih muda dan ganteng. Omjay belum pernah bertemu orangnya. Namun, dari jejak digital yang Omjay dapatkan dari internet, beliau memang orang pintar dan berprestasi.
Mereka yang menjadi guru pengejar praktek guru penggerak memang guru-guru hebat. Juga para guru ahli yang menjadi fasilitator calon guru penggerak. Meskipun kami belum pernah berjumpa secara langsung, kami merasa semakin dekat memiliki kedekatan sosial dan emosional.
Malam ini Omjay belajar secara online melalui aplikasi zoom. Bapak Imron Rosidi telah membagikan ilmunya kepada kawan-kawan di PGRI.
Baca Juga: Kiat Sukses Bicara di Depan Juri Lomba
Senang sekali bisa berguru kepada banyak pakar yang baik hati. Mereka membagikan ilmunya secara ikhlas tanpa dibayar. Kami hanya memberikan 2M. Makasih dan makasih. Dari mereka banyak ilmu yang kami dapatkan. Kawan-kawan bisa mendapatkan rekamannya di channel YouTube Fajar Tri Laksono. Anda hanya perlu duduk sebentar menonton rekaman apa yang mereka sampaikan.
Besok lusa hari Kamis malam Jumat, kita para cgp7 akan bertemu kembali fasilitator lewat aplikasi google meet selama 3 jam. Kita akan belajar bersama membahas modul 2.3 tentang coaching. Apa itu coaching? Silahkan cari jawabannya di Mbah Google he-he-he.
Sabtu malam Minggu, kita akan mendapatkan pencerahan dari pemenang lomba guru inspiratif Kemdikbudristek. Namanya pak galih. Beliau akan membagikan ilmunya kepada kami di PGRI.
Demikianlah kisah Omjay kali ini sebelum tidur. Semoga bermanfaat buat pembaca Kompasiana. Memang tidak mudah menjadi guru penggerak. Salah sedikit akan mendapatkan cibiran dari orang lain. Pujian memang belum kami dapatkan. Sebab kami masih menjadi calon guru penggerak Kemdikbudristek.
Salam blogger persahabatan
OmjayÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H