Seorang kawan dari Jayapura Papua mengirimkan pesan. Beliau memesan buku karya Omjay. Salah satunya guru Penggerak mendorong gerak laju pendidikan nasional.
Alhamdulillah rezeki datang tak terduga. Omjay sudah punya tambahan dana untuk berangkat mengikuti konkernas PGRI di Samarinda. Menjadi pengurus PGRI itu harus mampu membiayai dirinya sendiri. Bukan bergantung kepada organisasi.
Omjay senang sekali berorganisasi. Dari sewaktu mahasiswa hingga saat ini. Berbagai organisasi guru sudah Omjay jalani. Di PGRI Omjay bergabung menjadi anggotanya.
Dahulu Omjay tidak tahu kalau PGRI itu adalah organisasi untuk semua guru. Sebagai guru di sekolah swasta, Omjay hanya tahu kalau PGRI itu organisasi untuk guru PNS.
Ternyata Omjay salah informasi. Omjay mulai aktif di PGRI, setelah PGRI membantu dengan tulus perjuangan guru TIK mengembalikan mata pelajarannya yang hilang di kurikulum 2013.
Sekarang TIK sudah masuk kembali dengan nama informatika di dalam kurikulum merdeka. Perjuangan masih belum selesai. Sebab informatika belum dijadikan mata pelajaran wajib di jenjang sekolah dasar.
Perjuangan lewat jalur organisasi besar seperti PGRI ternyata banyak membawa manfaat. Kami berterima kasih pada PGRI.
Kini PGRI akan melakukan konferensi kerja nasional yang disingkat konkernas. Omjay sudah tidak sabar bertemu dengan para pengurus PGRI lainnya dari seluruh Indonesia.
Namun, tugas utama seorang guru tak boleh ditinggalkan. Â Aku tahu tugas seorang guru. Aku tahu apa yang harus dilakukan agar siswa tidak ditinggalkan karena gurunya aktif berorganisasi.