Kemudian ada juga yang memberikan komentar tambahan. Katanya ada guru penggerak yang sering meninggalkan sekolah dan terlalu asyik dengan kegiatannya di luar. Ini sebuah kritikan membangun agar guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran tidak terlalu sering meninggalkan kelasnya.
Kebanyakan guru penggerak lebih banyak bergerak ke luar sehingga terkadang siswanya suka ditinggalkan demi menggerakkan.
Omjay sempat berpikir dan melakukan refleksi diri. Apa benar kebanyaan guru penggerak lebih banyak bergerak ke luar sehingga meninggalkan siswanya di kelas? Kalau ini sampai terjadi, maka bukan guru penggerak namanya. Tapi guru pengekor dan bukan guru pelopor untuk membangun potensi peserta didiknya.
Ibu Lina Amalina misalnya, beliau guru penggerak dan melakukan pengimbasan modul 1.4 tentang budaya positif. Beliau tetap mengajar dan tidak meninggalkan kelasnya. Sebab pengimbasan dilakukan melalui dunia maya.
Seorang kawan yang baik hati ikut menimpali di WA Group PGRI.
"Tuliskan pengalaman itu dikompasiana juga..., agar fair, hati-hati dan obyektif agar jangan manjadi fitnah. Karena bisa jadi di sekolah lainnya tak demikian. Kata "kebanyakan" itu tak bisa dipertanggung jawabkan dalam tulisan, harus ada jumlah dan disekolah mana".