Bagaimana cara menulis di WAG dan dilakukan setiap hari? Caranya mudah saja. Langsung saja menulis di whatsApp dan jangan ditunda. Kalau ditunda, biasanya lupa. Akhirnya tulisan kita tak pernah jadi. Apalagi sekarang ada kompetisi menulis setiap hari selama bulan Februari di PGRI.
Omjay menulis di WAG dengan penuh semangat tinggi. Tak terasa sekarang sudah memasuki hari ke-15 di bulan Februari 2023. Itu artinya sudah ada 15 tulisan di blog kita. Dari tulisan di blog, kelak akan menjelma menjadi buku yang bermutu. Menulis di blog juga asyik. Sebab dibayar dengan Gopay oleh pengelola Kompasiana.
Omjay mencicilnya dengan cara menulis di WA Group. Kemudian membagikannya kepada kawan-kawan lainnya. Alhamdulillah banyak ide menulis keluar setelah menulis di WAG. Bahkan komentar teman yang panjang bisa menjadi inspirasi dalam menulis. Itulah mengapa Omjay tak pernah kehilangan ide dalam menulis di berbagai blog yang Omjay kelola dengan baik.
Perbanyak membaca tulisan orang lain wajib kita lakukan, bila ingin menjadi seorang penulis. Jangan malas untuk membaca. Penulis yang baik adalah penulis yang lahab membaca tulisan orang lain.Â
Sempatkan diri untuk duduk sebentar dan mulailah menulis. Ketika menulis sudah menjadi kebutuhan, maka tiada beban dalam menulis. Kita bisa melakukan proses menulis di mana saja dan kapan saja. Hal yang paling sering kita lakukan adalah menulis di WA Group. Gunakan fasilitas ini untuk menulis dan menyampaikan pesan.
Sebuah foto bisa menjadi inspirasi dalam menulis setiap hari. Seperti kemarin, hari Selasa siang. Omjay tak sengaja bertemu dengan pak Acep Sopian. Beliau adalah teman satu angkatan di S1 Elektro IKIP Jakarta. Namun, nasib membuat kita berbeda pekerjaan. Beliau menjadi karyawan Labschool bagian rumah tangga, dan omjay menjadi guru Informatika di SMP Labschool Jakarta.Â
Itulah hidup dan kehidupan. Kita jalani saja seperti air mengalir. Kami tak pernah menyangka akan bekerja di lembaga yang sama. Labschool Jakarta mempertemukan kita. Beliau sekarang menjabat sebagai kepala rumah tangga untuk seluruh Labschool.Â
Kami bertemu muka sehabis sholat berjamaah di masjid baitul Ilmi Labschol Jakarta. Beliau masih terlihat muda. Padahal pak Acep ini usianya sudah mendekati 60 tahun. Beliau juga teman satu kontrakan di jalan Haji Ten III no. 40 Rawamangun Jakarta Timur.Â
Selama 2 tahun kami mengontrak rumah bersama. Pak Acep di kamar depan, Omjay di kamar tengah. Kami berencana mau membuat buku novel kisah anak kontrakan. Semoga segera terwujud.
Kami ngontrak 7 orang. Semuanya laki-laki. Status kami saat itu masih mahasiswa IKIP Jakarta. Di antara kami, yang tidak punya pacar adalah Omjay. Namun, Omjay tak pernah kecil hati, sebab Omjay adalah mahasiswa yang kurang dekat dengan wanita. Padahal banyak wanita yang ingin mendekatinya. Saat itu, Omjay ketua HMJ Elektro IKIP Jakarta.