Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perlukah Kurikulum Gempa di Sekolah Kita?

10 Februari 2023   07:44 Diperbarui: 10 Februari 2023   07:53 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai guru, Omjay sangat berharap agar peserta didik mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang memadai bagi masa depannya. Bukan sekadar mendapatkan selembar kertas bernama ijazah.

Kurikulum dengan nomenklatur Merdeka seyogyanya mengakomodasi kepentingan lokal. Sayangnya, justru lebih kepada kebijakan top down. Tidak memperhatikan keperluan yang mendesak bagi generasi masa depan atau penerus bangsa. 

Sebenarnya dalam mata pelajaran Geografi materi kebencanaan dan evakuasinya sudah masuk sejak lama dalam kurikulum 2013, hanya saja, mapel ini cuma ada di kelas IPS SMA.

Hal ini seharusnya dimasukkan dalam semua mata pelajaran. Cuma wawasan tentang gempa bumi dan penyebabnya. Kata seorang kawan guru, "Nggak ada substansi resque-nya". 

Seorang kawan mengajar juga di kelas IPS. Beliau sedang berencana membuat acara nobar dokumenter NHK tentang 10 tahun gempa Tohoku bersama mahasiswa pecinta alam. Keren banget acaranya.

Harapannya siswa bisa paham, negara sekelas Jepang yang kesiapsiagaan dan mitigasinya sudah luar biasa, butuh waktu 10 tahun lebih untuk recover. Lalu Bagaimana dengan kita?

Seorang kawan menulis di WA Group Mafindo, "Itu tantangan buat anak muda sekarang. Mereka banyak yang witness kejadian-kejadian alam destruktif (saya tidak sepaham dengan "bencana alam") dan kudu mulai mikir kritis tentang planning dan respon".

dokpri
dokpri
Nah, program seperti ini seharusnya menjadi prioritas pemerintah. Di kelas 12 itu nggak ada materinya. Materinya masuk ke keterampilan. Itu jadinya semacam muatan lokal berbasis life skill. Kelas rendah nggak ada. Begitulah seorang kawan menyarankan.

Seperti Nyanyian anak TK itu apik untuk dipraktikkan. Kita bisa pakai pedoman SPAB - Satuan Pendidikan Aman Bencana. Dengan kondisi geografi dan geologi negara kita yang begini,  ini sangat urgent.

Seorang kawan baik memberikan komentar di WA Group.

Saya dari Sipil  menyeberang ke Komunikasi karena merasa kita memang kurang di situ. Baik komunikasi reisiko, apalagi komunikasi krisis. Padahal yang bisa membuat orang berpartisipasi aktif adalah ketika komunikasinya lancar dan dipahami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun