Omjay menjadi tersenyum membacanya. Sebab apa yang dituliskannya merupakan luapan emosi kekecewaan guru yang mengikuti seleksi ASN PPPK. Mereka sangat kecewa karena pengumumannya selalu ditunda. Nampaknya ada yang tidak beres dalam proses seleksinya. Entah dimana masalahnya. Omjay bersama PGRI sedang mencari dan menemukan akar masalah utamanya.
Seorang kawan guru yang beragama Islam juga menuliskan komentarnya.
Dalam hadis, baginda pernah berdoa, “Ya Allah, barangsiapa yang diberi tanggung jawab untuk menangani urusan umatku, lalu ia mempersulit mereka, maka persulitlah hidupnya. Dan barangsiapa yang diberi tanggung jawab untuk mengurusi umatku, lalu ia memudahkan urusan mereka, maka mudahkanlah hidupnya.” (HR Muslim).
Omjay yakin seyakin-yakinnya, para pejabat yang terlibat soal ini tidak bermaksud mempersulit bapak dan ibu guru. Mungkin mereka menjaga kehati-hatian jangan sampai ada kesalahan kebijakan dan mengumumkan nama guru yang kurang tepat posisinya. Mungkin juga karena mereka masih menunggu pejabat di atasnya. Mari kita bersabar menunggu pengumumannya di bulan Februari ini.
Seorang guru yang marah dan kecewa memberikan komentarnya sebagai berikut:
Suka² Bpk/Ibu sajalah, toh kami teriak² juga tidak ada gunanya, keberadaan kami sebagai p1 pun hanya tim hore dalam seleksi ini, kami lelah bu, tahukah ibu bahwa banyak diantara kami sudah tidak bekerja bu, apakah Bpk/Ibu peduli? Banyak pula diantara kami sudah pergi bu, apakah ini juga tidak menjadi perhatian Bpk/Ibu?
Semoga masalah guru ASN PPPK ini segera dicarikan solusinya. Semua guru sekolah negeri segera diangkat menjadi ASN PPPK dan bergembira. Setahun rasanya sudah cukup balada guru PPPK di Indonesia. Wahai guru Indonesia, jasamu tiada tara.
Demikianlah kisah omjay kali ini. Semoga bermanfaat untuk kawan-kawan pembaca kompasiana. Mari kita memiliki rasa empati kepada kawan-kawan kita yang masih berjuang untuk masa depannya.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
Guru Blogger Indonesia