Ada apa dengan program Pendidikan Guru Penggerak (PGP)? Seorang kawan bertanya kepada Omjay. Tentu saja akan omjay jawab dengan panjang lebar dalam tulisan ini. Supaya anda tak salah paham dengan program pendidikan guru penggerak yang dilaksanakan oleh kementrian pendidikan kebudayaan riset dan teknologi. Program ini sangat bagus dan semoga dapat diikuti banyak guru di Indonesia. Omjay dan Bu Tuti Alawiyah sudah menuliskannya di buku guru penggerak yang diterbitkan oleh penerbit Andi Yogyakarta.
PGP merupakan kegiatan pengembangan profesi melalui pelatihan dan pendampingan yang berfokus pada kepemimpinan pembelajaran agar mampu mendorong tumbuh kembang peserta didik secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik; serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila. Proyek penguatan profil pelajar Pancasila sudah dibagikan buku panduannya oleh Kemdikbudristek dan dapat diunduh gratis di internet.
Profil pelajar Pancasila yang dimaksud adalah peserta didik yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, kreatif, gotong royong, berkebinekaan global, bernalar kritis, dan mandiri. Profil ini harus ada dalam diri guru dulu baru kemudian ditularkan kepada peserta didiknya di sekolah. Guru dan peserta didik akhirnya memiliki karakter kuat untuk belajar bersama.
Baca Juga: "Bubarkan Saja Program Guru Penggerak!" Halaman all - Kompasiana.com
Program ini bertujuan memberikan bekal kemampuan kepemimpinan pembelajaran dan pedagogi kepada guru sehingga mampu menggerakkan komunitas belajar, baik di dalam maupun di luar satuan pendidikan serta berpotensi menjadi pemimpin pendidikan yang dapat mewujudkan rasa nyaman dan kebahagiaan peserta didik ketika berada di lingkungan satuan pendidikannya masing-masing. Suasana pembelajaran yang menyenangkan harus ada dalam kelas.
Rasa nyaman dan kebahagiaan peserta didik ditunjukkan melalui sikap dan emosi positif terhadap satuan pendidikan, bersikap positif terhadap proses akademik, merasa senang mengikuti kegiatan di satuan pendidikan, terbebas dari perasaan cemas, terbebas dari keluhan kondisi fisik satuan pendidikan, dan tidak memiliki masalah sosial di satuan pendidikannya. Guru tidak boleh saling dibenturkan seperti mainan Lato-lato. Guru justru harus disatukan melalui program pendidikan guru penggerak. Â
Kemampuan menggerakkan komunitas belajar merupakan kemampuan guru memotivasi dan terlibat aktif bersama anggota komunitasnya untuk bersikap reflektif, kolaboratif serta berbagi pengetahuan yang mereka miliki dan saling belajar dalam rangka mencapai tujuan bersama. Seperti yang sudah kami lakukan di KBMN PGRI.