Balada tukang bubur ayam. Inilah tulisan Omjay pagi ini setelah sarapan bubur ayam. Rasanya sayang kalau tidak diceritakan dalam tulisan di Kompasiana. Semoga pembaca dapat memetik pelajaran dari apa yang Omjay tuliskan di dunia Maya.
Pagi ini hujan turun rintik-rintik. Sudah datang ke rumah seorang tamu. Beliau mengantarkan foto wisuda Omjay di Sentul internasional convention center Bogor. Alhamdulillah bagus sekali foto fotonya dan sudah dibingkai pula. Omjay berterima kasih sama bapak haji Mudi yang telah mengantarkan fotonya.
Tukang foto minta dipesankan gojek menuju daerah Jatiwaringin Pondok Gede Bekasi. Setelah itu datanglah tukang bubur langganan Omjay. Beliau menawarkan bubur ayam yang lezat. Rasa buburnya memang tiada duanya. Hanya dengan uang Rp. 8.000 saja kita sudah bisa sarapan pagi dengan bubur ayam bang Darwis.
Setiap hari bang Darwis berjualan bubur ayam dari kompleks perumahan ke kompleks perumahan lainnya. Rumahnya cukup jauh. Beliau tinggal di daerah Tambelang kabupaten Bekasi. Lumayan juga jaraknya dari rumahnya ke rumah Omjay. Beliau berangkat habis subuh untuk menjemput rezeki dari berjualan bubur.
Tadi Omjay tanya. Kenapa motornya ganti dengan yang lama? Kemana motor barunya? Kok motornya jadi motor butut? Begitulah pertanyaan Omjay ke Abang Darwis bertubi-tubi. Kata orang Betawi mah nyerocos Bae.
Abang Darwis bercerita. Motornya dijual untuk biaya pengobatan anak dan istrinya. Ketika istri dan anaknya sembuh, justru bang Darwis ikut sakit. Tak ada yang ikut mencari uang di rumah. Nah akhirnya, motor barunya terjual. Buat nutupin makan sehari hari.
Beliau juga sempat pinjam uang ke Omjay dan beliau bayar dengan cara mencicil pakai bubur ayam. Hari ini beliau gak mau dikasih uang. Katanya dipotong saja dari uang pinjamannya. Empat bungkus bubur sudah Omjay pegang. Utang bang Darwis sudah berkurang Rp. 32.000.
Istri Omjay bilang. Sudah ikhlaskan saja. Tak perlu bayar utangnya. Namun, bang Darwis tidak mau. Baginya hutang tetap hutang. Harus dibayar sesuai dengan jumlah pinjamannya. Beliau tak ingin dikasihani.
Luar biasa bang Darwis ini. Beliau tetap berusaha untuk menjemput rezekinya. Walaupun hujan badai datang menghalang, beliau tetap berjualan bubur dari rumah ke rumah. Sebab kalau tidak jualan, maka tak ada pemasukan uang datang.
Alhamdulillah hari ini banyak yang membeli buburnya. Semoga terus bertambah rezekinya. Bang Darwis punya motor baru lagi untuk menemani berjualan bubur ayam. Itulah doa Omjay dalam hati.
Biasanya kalau habis makan bubur ayam, tempat bekas bubur, Omjay pakai untuk pot tanaman atau buat tempat makanan kucing. Bang Darwis sangat baik hati. Kucing liar di depan rumah selalu dia beri potongan daging ayam. Kucing liar di depan rumah Omjay sangat senang sekali. Mereka sudah kumpul di depan rumah menunggu bang Darwis datang dengan klaksonnya yang kencang.
Pesan Omjay buat bang Darwis.
Terus berjualan bubur ayam bang Darwis. Bubur ayam yang Abang buat tak kalah dengan bubur ayam lainnya. Semoga rezeki Abang kian bertambah banyak dan hutangnya lunas. Abang harus bisa eksis kembali seperti dulu. Tangan di atas lebih mulia dari tangan di bawah. Omjay yakin suatu saat Abang akan punya motor baru lagi.
Jangan lupa klakson motornya diganti bang. Pakai suara rekaman. Kemudian terdengar suara keras bang Darwis. "Bubur ayaaaam".
Salam blogger persahabatan
Omjay
Guru blogger Indonesia
Blog https://wijayalabs.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H