Namanya bang Syamsi. Tinggal di Kalimalang Bekasi. Beliau tukang jahit keliling. Omjay memanggilnya untuk memperbaiki kain celana yang robek dan kebesaran.
Alhamdulillah sekarang lingkar pinggang Omjay sudah ukuran 42. Jadi banyak celana yang harus dikecilkan pinggangnya. Lumayan juga kelebihan lingkar pinggang Omjay. Langsung dipermak habis dan langsung pas dipinggang tanpa harus pakai ikat pinggang.
Omjay meminta tolong bang Syamsi untuk menjahit celana yang robek bagian bawah dan kantong. Juga memotong celana panjang yang ketinggian. Maklumlah Omjay termasuk pendekar. Pendek dan kekar he-he-he.
Sambil menunggu jahitan, Omjay ngobrol sama bang Syamsi. Rata-rata penghasilannya setiap hari minimal Rp.100.000. Terkadang lebih kalau lagi ramai. Tadi saja Omjay habis Rp. 120.000. Ada 8 celana panjang yang diperbaiki dan 1 celana pendek yang pinggang celananya dikasih karet.
Rata-rata biaya servisnya Rp. 15.000. Â kalau cuma jahit saja Rp. 5.000. Kakak ipar saya ikut potong celana. Jadi tambah 2 celana Rp. 30.000. Setelah dari rumah Omjay, bang Syamsi ke rumah pak RT 005. Beliau juga memperbaiki celananya. Omjay hitung baru dua orang saja sudah dapat uang Rp. 150.000. Kalau banyak yang jahit bisa di atas itu penghasilannya.
Kata anak pertama saya intan, kalau ramai. Bagaimana kalau sepi? Kagak ada yang jahit celana atau baju?Â
Bang Syamsi cerita. itulah suka duka menjadi tukang jahit keliling. Kalau lagi banyak Alhamdulillah. Kalau sedikit disyukuri saja. Sebab Allah sang Maha Pemberi rezeki sudah memberikan rezekinya. Tak akan pernah tertukar dengan manusia lain. Asalkan kita tetap semangat menjemput rezeki.
Bang Syamsi harus keluar rumah setiap hari. Kalau tidak keluar rumah tidak dapat uang. Jadi beliau keliling dari satu kompleks ke kompleks perumahan lainnya.
Omjay tawarkan roti bakar dari Bandung. Beliau menolaknya. Alasannya sudah makan dan akan pulang habis sholat ashar.
Menjadi tukang jahit keliling adalah pilihan hidupnya. Tadinya beliau karyawan pabrik konveksi. Kerja dari pagi hingga malam hari. Lama-lama bosan juga dan ingin mandiri dengan cari duit sendiri menjadi tukang jahit keliling. Katanya capek kalau kerja di konveksi. Lebih enak dan bebas jadi tukang jahit keliling. Setiap hari ada saja yang panggil untuk menjahit baju atau celananya yang robek atau butuh perbaikan.
Hari ini Omjay belajar bisnis dari tukang jahit keliling. Dimana ada kemauan disitu ada jalan. Bang Syamsi menunjukkan kepada kita bahwa kemandirian dengan skill yang dia punya dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
Omjay doakan semoga beliau sehat selalu dan tetap semangat menjemput rezekinya. Di dalam kesulitan itu pasti ada jalan. Inilah jalan yang beliau pilih dan semoga kemudahan demi kemudahan beliau temui setiap hari. Banyak orang yang menjahit celana dan bajunya untuk diperbaiki.
Salam blogger persahabatan
OmjayÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H