BUKAN TABULA RASA Menebalkan laku anak dengan kekuatan konteks diri anak dan sosio-kultural/budayaÂ
"KHD berpesan, pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan. Pada hal ini, kebudayaan dan pendidikan adalah satu kesatuan yang utuh. Kebudayaan yang dimaksud adalah sebuah peradaban, sebuah cita-cita masyarakat yang ingin kita bentuk sebagai sebuah bangsa, mimpi kita sebagai bangsa, itu semua kita semaikan benihnya, kita mulai kerjakan, dari apa yang kita kerjakan di pendidikan." Itulah Refleksi Dirjen GTK Iwan Syahril atas pemikiran KHD yang disampaikan dalam sebuah acara seminar .
5. DASAR PENDIDIKAN KHD -- BUDI PEKERTIÂ
"Budi pekerti, watak, karakter adalah bersatunya (perpaduan harmonis) antara gerak, pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga/semangat" (KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.6, paragraph 3).Â
Budi: pikiran-perasaan-kehendak/kemauan Pekerti: tenaga Cipta + Rasa + Karsa/Karya + Pekerti (tenaga) Keseimbangan (keselarasan) Hidup Contohnya pada permainan Gamelan & Menenun.
Budi pekerti ini harus terus menerus disampaikan kepada murid agar mereka memiliki budi pekerti yang luhur. Guru harus memberikan keteladanan agar budi pekerti bisa diikuti oleh muridnya dengan baik.
6. DASAR PENDIDIKAN KHD -- PETANIÂ
Perlu diketahui. . .seorang petani (dalam hakikatnya sama kewajibannya dengan seorang pendidik) yang menanam jagung misalnya, hanya dapat menuntun tumbuhnya jagung, ia dapat memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman jagung, memberi pupuk dan air, membasmi ulat-ulat atau jamur-jamur yang mengganggu hidup tanaman padi dan lain sebagainya. (KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.2, paragraph 1).
Ajak murid untuk melihat cara menanam yang baik. Perhatikan tanaman itu tumbuh dan menghasilkan untuk dikonsumsi manusia.
Â
7. RELEVANSI FILOSOFIS PENDIDIKAN KHD -- PESAN KUNCIÂ