Dalam kurikulum merdeka ada profil pelajar Pancasila atau propela. Siswa dibentuk menjadi pelajar yang mampu menjalankan nilai-nilai Pancasila. Hal ini belum terlihat secara jelas dalam kurikulum 2013.
Ada enam ciri utama pelajar Pancasila. Keenam ciri itu adalah:
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang maha esa dan berakhlak mulia.
2. MandiriÂ
3. Bernalar kritisÂ
4. Berkebhinekaan global
5. Bergotong royong
6. Kreatif
Keenam hal tersebut di atas harus ada dalam berbagai kegiatan yang ada di sekolah. Kami meramunya dalam kegiatan kesiswaan. Semua itu dirancang oleh bagian akademik atau kurikulum. Semua guru dilibatkan dan terjadi kerjasama antar mata pelajaran.
Projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5) dirancang terpisah dari intrakurikuler. Tujuan, muatan, dan kegiatan pembelajaran projek tidak harus dikaitkan dengan tujuan dan materi pelajaran intrakurikuler.
Dari Kemdikbudristek sudah diberikan buku panduan proyek penguatan profil pelajar Pancasila. Kita tinggal mengimplementasikan saja dalam pembelajaran di sekolah. Kita bisa mengunduhnya di sini.
Projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5) dilakukan secara fleksibel, dari segi muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaan.
Sekolah perlu melakukan inovasi agar program pembelajaran yang berkaitan dengan profil pelajar Pancasila atau propela dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan buku panduan yang telah diberikan oleh kemdikbudristek.
Contoh implementasi kurikulum merdeka atau IKM di SMP Labschool Jakarta.
Saat siswa baru kelas 7 pertama kali masuk sekolah, mereka sudah dikenalkan budaya sekolah Labschool. Dahulu namanya masa orientasi siswa yang disingkat MOS. Sekarang namanya masa pengenalan lingkungan sekolah yang disingkat MPLS.
Selama seminggu (Senin-Jumat), kami mengenalkan lingkungan sekolah dan kegiatan-kegiatan yang akan mereka lakukan selama belajar di SMP Labschool Jakarta. Kegiatan MPLS, sudah saya tuliskan secara lengkap di sana.
Kegiatan ditutup dengan pentas seni siswa kelas 7. Sehingga terlihat bakat dan minat siswa di bidang seni. Kemudian kakak kelas menggelar ekspo ekskul di hari Jumat. Siswa baru dikenalkan dengan ekskul yang ada di SMP Labschool Jakarta.
Siswa baru diminta memilih sendiri ekskul yang diinginkan sesuai dengan minat dan bakatnya. Mereka melihat langsung kelebihan dan kelemahannya masing-masing ekskul. Setelah yakin, mereka diwajibkan memilih satu ekskul dan boleh dua atau tiga ekskul asalkan tidak bentrok jadwalnya dengan ekskul lainnya. Selain itu, ada kegiatan ekskul wajib lainnya. Pramuka diwajibkan di sekolah kami.
Ada juga kegiatan kerohanian. Siswa yang ingin menjadi pengurus kerohanian bisa ikut menjadi pengurus rohis untuk yang beragama Islam. Di sekolah kami semua agama ada. Jadi mereka bisa ikut sesuai dengan agama dan keyakinannya masing-masing.
Kami di SMP Labschool Jakarta mengajak siswa untuk mampu berorganisasi dengan baik. Ada kegiatan OSIS, MPK dan Rohis. Mereka diminta menyusun program kerja selama satu tahun ajaran.
Demikianlah sedikit kisah Omjay dalam melaksanakan implementasi kurikulum merdeka di SMP Labschool Jakarta. Lain waktu akan Omjay sambung lagi. Sebagai salah satu sekolah penggerak, banyak sekolah lainnya yang ikut melakukan studi tiru di SMP Labschool Jakarta. Kami dengan senang hati membagikannya. Semua dokumentasi kegiatan dapat dilihat di instagram dan channel youtube SMP Labschool Jakarta.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
Guru Blogger Indonesia
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI