Berita tentang kelakuan Ferdy Sambo beserta ajudannya dan juga istrinya menjadi perbincangan publik. Setiap hari ada saja berita tentang Ferdy Sambo dan kerajaannya. Masyarakat Indonesia ingin tahu ending cerita dari kebohongan demi kebohongan yang dilakukan Jenderal bintang dua tersebut.
Namun, ada yang sempat terlupakan oleh masyarakat Indonesia. Apakah itu? Lomba Panjat Pinang yang selalu dikenang. Lomba ini biasanya selalu menghiasi tanah air Indonesia, karena sarat dengan makna persatuan dan kolaborasi untuk mendapatkan kemenangan. Kekompakan kelompok dan saling melengkapi di antara sesama peserta lomba membuat kelompoknya menang.
Saya membaca kembali tulisan ibu Erni Wardhani dalam artikel utama kompasiana. Haruskah kita mengenang panjat pinang dari sisi gelap sejarahnya? Anda bisa membaca artikelnya di sini.
Dahulu kalau kita melewati jalan Kalimalang Jakarta Timur, setiap hari kemerdekaan Republik Indonesia, kita akan melihat lomba panjat pinang di sepanjang jalan. Di sana juga ada pedagang yang menjual pohon pinang untuk dijual kepada panitia HUT RI yang melaksanakan lomba panjat pinang.
Lomba panjat pinang memang penuh dengan tantangan. Namun bila anda bisa naik ke atas dan mengambil hadiahnya, maka akan berbuah kebahagiaan. Kesulitan demi kesulitan yang dialami terasa hilang ketika sampai ke atas dan mengambil hadiahnya. Tubuh memang penuh dengan oli, tapi hati terasa happy. Penonton juga bahagia melihat perjuangan kita.
Dulu sewaktu sekolah teknik menengah (STM), omjay suka ikutan menjadi peserta lomba panjat pinang bersama kawan-kawan. Waktu itu tubuh Omjay masih langsing dan tidak langsung seperti sekarang, hehehe. Rasanya naik ke atas itu sangat nikmat walaupun jatuh bangun untuk sampai ke atas. Saat itu Omjay memakai strategi jitu untuk bisa sampai ke atas.Â
Kami satu kelompok bekerjasama dan saling melengkapi sehingga bisa mendapatkan hadiah. Jadi tidak hanya mengandalkan otot semata, tetapi juga otak. Siapa yang cerdas pasti akan puas mengikuti lomba panjat pinang ini. Kekompakan dan merasakan penderitaan yang sama membuat kelompok kami mencapai kebahagiaan dan kemenangan.
Semenjak pandemi covid-19, lomba ini hampir tidak ada. Jarang ditemukan lomba panjat pinang di setiap daerah. Apalagi seperti kota Jakarta yang masuk daerah rawan penyebaran virus covid-19. Omjay pun ikut mengalami terserang virus corona yang mematikan. Banyak teman Omjay di Jakarta yang sekarang sudah tidak ada lagi di dunia dan tak akan pernah kembali lagi.
Sekarang pohon pinang sukar didapatkan. Banyak orang menggantinya dengan bambu. Selain mudah didapat, bambu harganya murah dan terjangkau. Setiap daerah sudah mulai mengadakan lomba panjat pinang lagi. Oli bekaspun menjadi barang yang banyak dicari untuk memeriahkan hari kemerdekan RI.
Jadi ingin kembali ke masa lalu. Sebuah masa muda yang bahagia dengan hidup apa adanya. Kami bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Mampu bertahan hidup pas-pasan. Makan sepiring berdua sudah biasa dan kami sangat menikmatinya.
Falsafah atau filosofi panjat pinang itu bagus sekali. Ibu Erni sudah menuliskannya di kompasiana. saya membacanya dengan rasa bahagia dan merenungkannya dengan kasus Ferdy Sambo yang menjeratnya.
Haruskah Kita Mengenang Panjat Pinang dari Sisi Gelap Sejarahnya? Halaman all - Kompasiana.comÂ
Ferdy Sambo saja bisa mendapatkan uang milaran rupiah dari hasil kerjasamanya. Konon dikabarkan ditemukan ratusan miliar di rumah Ferdy Sambo dalam bentuk uang dolar Singapura.Â
Panjat pinang membutuhkan kerjasama yang kompak antar peserta. Pantaslah kalau lomba panjat pinang ini membutuhkan persatuan dan kesatuan, perjuangan, kekompakan dan keuletan, sehingga kelompoknya menjadi pemenangnya.
Kerajaan Ferdy Sambo yang disampaikan pak Mahfud MD (Menkopolkam) memang menyulitkan pemeriksaan kasus kematian Brigadir J. Dari tanggal 8 Juli sampai saat ini, publik merasakan adanya kejanggalan demi kejanggalan dalam kasus pembunuhan ini. Rasanya sudah tak sabar melihat mereka dipersidangan. Semoga bisa ditonton secara terbuka seperti lomba panjat pinang.
Akhirnya Ferdy Sambo dan Lomba panjat Pinang akan selalu dikenang masyarakat Indonesia. Kalau kasus Ferdy Sambo membuat kesedihan, sedangkan lomba panjat pinang membuat kebahagiaan. Peserta dan penonton lomba panjat pinang sama-sama bahagia.
Semoga PPATK segera bekerja mengendus kemana saja uang Ferdy Sambo mengalir. Rasanya uang gaji Rp. 34 Juta per bulan dari Jenderal bintang dua terasa kurang. Beda dengan kami para pemenang lomba panjat pinang. Hadiahnya tidak besar, kami bagi rata dan semuanya puas mendapatkannya.
Mari kita belajar dari kasus Ferdy Sambo dan para ajudannya. Berbagai cara diraih oknum polisi bejat sehingga polisi tersebut menjadi banyak uang. Kita tentu masih ingat dengan kasus rekening polisi gendut?Â
Akh, bumi ini berputar terlalu cepat. Dahulu saya dkk mendapatkan hadiah dari lomba panjat pinang dengan cara halal dan kerja keras penuh perjuangan. Beda dengan oknum polisi yang memanfaatkan jabatannya dengan cara haram dan pada akhirnya menimbulkan kesedihan dan ancaman hukuman.
Semoga Kapolri bapak Jenderal L. Sigit Prabowo dapat membersihkan polisi-polisi nakal dalam lembaga yang dipimpinnya. Kasus Ferdy Sambo bisa menjadi pintu untuk mulai membersihkannnya. Semoga persidangannya nanti dapat ditonton secara terbuka seperti orang banyak menonton lomba panjat pinang.Â
Demikianlah kisah Omjay hari ini. Semoga bermanfaat buat pembaca kompasiana. Jangan lupa hari ini kita kopdar di perpustakaan nasional bersama Oma Roselina dan Opa Tjipta Pukul 10.00 WIB. Bagi yang tidak bisa hadir, kami siapkan link zoomnya.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
Guru Blogger Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H