kegaduhan buku baru di kurikulum merdeka yang diterbitkan oleh kemdikbudristek. Masalah ini menarik dan saya mencoba mengikutinya di youtube di bawah ini. Ternyata buku PKN di kurikulum merdeka ada kesalahan dalam penulisannya. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Kemarin saya mendapatkan undangan webinar di WAG PGRI. Isinya tentangSaya termasuk guru yang baru tahu masalah buku ini. Itupun setelah dijapri seorang kawan dari PGRI. Biasanya tim dari kemdikbud sangat teliti dalam menerbitkan buku baru. Apalagi ini untuk buku mata pelajaran yang akan dibagikan ke seluruh Indonesia.
Pengalaman Omjay menjadi penulis buku literasi digital dari kemdikbud, tim editor kemdikbud sangat teliti sekali dan buku baru bisa disebarkan setelah disetujui oleh pimpinan kemdikbud yang bertanggungjawab dalam proyek tersebut.
Saya membaca kembali undangannya di Whatshapp Group Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang dibagikan oleh bapak Indra Charismiaji. Beliau salah satu pakar pendidikan yang sangat kritis bila ada kegaduhan di kemdikbudristek.
Berikut ini informasinya:
Para pegiat pendidikan yang kami hormati, mari kita ikuti bersama acara NGOPI SEKSI (Ngobrol Pintar Seputar Kebijakan Edukasi) yang dipersembahkah oleh ASUS dengan topik "PENERBITAN BUKU CETAK KURIKULUM MERDEKA MENJADI KEGADUHAN BARU KEMENDIKBUDRISTEK"
 Minggu, 14 Agustus 2022
14:30-17:00 WIB
Aplikasi YouTube Live Streaming https://s.id/BukuCetak
Registrasi untuk e-sertifikat https://s.id/RegisBukuCetak
Kemendikbud Ristek kembali membuat gaduh dengan terbitnya buku teks pelajaran untuk kurikulum merdeka yang isinya keliru dan dapat dikategorikan kesalahan fatal bahkan mungkin dapat dikatakan merupakan sebuah bentuk penistaan agama.Â
Bagaimana hal ini dapat terjadi? Apakah memang saat ini Kemendikbud Ristek lebih mementingkan kejar tayang implementasi kurikulum merdeka daripada mencerdaskankan kehidupan bangsa?Â
Kita ikuti diskusinya bersama para narasumber:
* Ferdiansyah (Anggota Komisi X DPR RI)
* Drs. A.A. Gede Wiratama, M.Ag. (Kepala Dinas Dikpora Kota Denpasar)
* Prof. Dr. Said Hamid Hasan, M.A., Ph.D. (Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia)
* Prof. Dr. Awaluddin Tjalla, M.Pd. (Guru Besar Universitas Negeri Jakarta)
* Aulia Wijiasih (Pakar Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan)
* FA. Agus Wahyudi (Wakil ketua Yayasan Pendidikan GUSDURian Banyumas)
                                                                                               Â
Moderator:
* Indra Charismiadji (Vox Populi Institute Indonesia)
* Ki Bambang Pharmasetiawan (NU Circle)
                                                                                          Â
Setelah membaca informasi di atas, saya langsung klik link youtube yang dibagikan. Narasumbernya bagus-bagus sekali dan sangat mengerti masalah yang dihadapi. Sayangnya, tak ada satupun pejabat kemdikbud hadir dalam acara ini. Mungkin karena hari libur.
Dari Prof.Dr. Awaludin Tjalla, M.Pd, kami mendapatkan banyak informasi tentang penerbitan buku. Beliau adalah mantan pejabat di kepala pusat kurikulum dan perbukuan kemdikbud. Banyak membantu perjuangan guru TIK yang sekarang berganti nama menjadi Informatika.
Ada juga Prof. Dr. Said Hamid Hasan, M.A, Ph.D. yang sangat menarik menyampaikan materinya tentang kurikulum. Beliau adalah salah satu guru besar UPI Bandung yang ikut merancang kurikulum 2013 di Kemdikbud. Ada kesalahan penulisan buku IPS SMP menurut beliau yang harus direvisi bukunya.
Laporan dari kepala dinas dikpora kota Denpasar bapak Drs. A.A. Gede Wiratama, M.Ag juga membuat saya termenung. Ternyata masih banyak guru di Bali yang belum memahami kurikulum merdeka.
Bu Aulia Wijiasih beda lagi, beliau sangat kritis menyampaikan kesalahan demi kesalahan yang ada dalam buku baru di kurikulum merdeka. Dahulu beliau masuk dalam tim penyusun buku sehingga tahu banyak tentang proyek penulisan buku di kemdikbud.
Sedangkan anggota DPR dari komisi X, bapak Ferdiansyah mengingatkan kita agar menulis buku rasa Indonesia, dan tidak hanya menterjemahkan buku dari negara lain. Ini bahaya katanya. Kita harus belajar dari pengalaman yang sudah-sudah.
Bapak Agus Wahyudi perwakilan guru memberikan pendapat bahwa beliau adalah korban kebijakan pendidikan. Beliau berkata sejak Nadiem Makarim diangkat menjadi mendikbud, banyak sekali kegaduhan terjadi. Salah satunya buku di SMA. Banyak regulasi yang dibuat belakangan. Buku yang berasal dari orde baru malah kontennya lebih bagus.
Nah, untuk lengkapnya tulisan omjay ini, silahkan menonton siaran ulangnya di youtube. Semoga buku-buku yang salah dalam penulisan segera ditarik dan segera direvisi secepatnya karena ditunggu oleh pendidik dan peserta didik dalam kurilulum merdeka.
Usul Omjay, sebaiknya kawan-kawan guru membuat buku sendiri dan tidak tergantung kepada kemdikbudristek. Sebab saat ini kita sudah merdeka selama 77 tahun lamanya. Jadi, buatlah buku sendiri dan kalau ada penilaian dari kemdikbud, ikuti penilaiannya.
Kami di PGRI belajar menulis dan menerbitkan buku. Harapannya bapak ibu guru dapat membuat sendiri buku paket pelajarannya dan tidak mengandalkan buku paket dari penulis lainnya. Jadikan buku BSE kemdikbud sebagai pembandingnya. Bisa juga kawan-kawan mengunduh buku gratis dari kemdikbud yang ada di sini.
Demikianlah kisah Omjay kali ini. Semoga bermanfaat buat pembaca kompasiana.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
Guru Blogger Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H