Konsekwensinya biaya kuliah naik dan ini akan dialami perguruan tinggi swasta. Kalau perguruan tinggi negeri masih bisa dapat subsidi dari pemerintah. Berbeda halnya dengan perguruan tinggi swasta.
Selain itu, ada kekhawatiran kalau para pekerja akan kesulitan membeli rumah. Hal ini disebabkan karena harga rumah yang semakin meninggi. Sementara gaji mereka tak cukup untuk membeli rumah. Hidup mereka pas-pasan dan tidak bisa menabung atau bayar cicilan rumah.
Pengalaman Omjay dimasa muda, omjay mencicil rumah dengan KPR BTN dan dipotong gaji setiap bulan. Harga rumah pada saat itu belum semahal sekarang. Jadi masih bisa mencicil setiap bulannya selama 10 tahun.
Lalu bagaimana dengan pekerja sekarang ini dan dimasa depan? Mulai sekarang tingkatkan kompetensi atau skill anda sehingga dibayar mahal. Terus belajar sepanjang hayat. Jangan puas dengan kondisi saat ini saja, tapi teruslah belajar untuk mendapatkan ilmu dan keterampilan yang dibutuhkan banyak orang.
Belajar kewirausahaan adalah cara kita untuk belajar menjadi pengusaha sukses yang tahan banting. Mental pegawai harus diganti dengan mental pengusaha yang pantang menyerah.
Generasi mendatang akan susah beli rumah dan bayar kuliah kalau orangtuanya tidak mempersiapkan anak-anaknya dengan baik. Ikut asuransi pendidikan saja ternyata tidak cukup, karena biaya kuliah semakin mahal. Kecuali bila anak-anak kita lulus di perguruan tinggi negeri yang biaya kuliahnya masih terjangkau. Itupun masih mahal untuk mahasiswa kedokteran.
Selain susah beli rumah, generasi mendatang juga akan kesulitan biayai kuliah anaknya. Hal ini dikarenakan biaya kuliah makin mahal. Oleh karena itu para orangtua sudah harus berpikir tentang investasi aman di masa depan. Terdaftar di otoritas jasa keuangan dan simpanan uang terjamin dari penipuan.
Omjay mempunyai dua orang anak. Satu kuliah di negeri dan satu kuliah di perguruan tinggi swasta. Biaya kuliahnya mahal dibandingkan dengan anak Omjay yang kuliah di perguruan tinggi. Oleh karena itu, Omjay berusaha mendapatkan pemasukan tambahan sebagai seorang guru agar bisa membiayai kuliah anak Omjay saat ini.
Perlu diketahui, hasil riset harian Kompas memprediksi lonjakan biaya kuliah  di masa depan dan akan tidak seimbang dengan peningkatan penghasilan para orangtuanya yang cenderung melandai. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh inflasi dan kebijakan UKT tiap perguruan tinggi berbeda-beda.
Omjay tak bisa membayangkan kalau orang tua mahasiswa itu masih berstatus guru honorer yang gajinya sangat kecil. Padahal mereka rata-rata sarjana pendidikan.
Kawan-kawan yang kuliah di luar negeri dan berhasil lulus ada juga yang ternyata betah bekerja di luar negeri. Hal ini disebabkan, karena gaji mereka lebih mahal dari gaji di dalam negeri.