Saya ditanya, dimana saya bekerja, dan saya ceritakan kalau saya mendapatkan beasiswa S2 dari UNJ dan Labschool Jakarta. Saya bekerja dan mengajar TIK di SMP Labschool Jakarta.
Mendengar nama Labschool saya ucapkan, beliau langsung antusias dan mengajak saya untuk ngobrol yang cukup lama. Beliau cerita bagaimana dulu membangun dan mendirikan Labschool. Lengkap dengan sejarahnya. Sekolah laboratorium kependidikan ternyata ada di 10 IKIP di seluruh Indonesia.
Tentu saja saya senang sekali mendengarnya. Lambat laun kami sering bertemu dan saya meminta beliau secara pribadi untuk menjadi pembimbing tesis S2 saya. Sebab penelitian tesis saya tentang minat dan kreativitas siswa.
Alhamdulillah beliau setuju. Kami akhirnya saling bertemu setiap hari Senen, Rabu dan Jumat. Setiap kali bertemu, saya selalu mendapatkan ilmu baru dari beliau. Terutama tentang action research yang belum banyak orang yang menguasai ilmunya.
Ilmu action research atau penelitian tindakan yang beliau sampaikan, saya tuliskan kembali ke dalam sebuah buku yang berjudul mengenal penelitian tindakan kelas bersama bapak Dedi Dwitagama. Alhamdulillah Prof. Conny Semiawan bersedia memberikan kata pengantar ke dalam buku tersebut.
Buku mengenal penelitian tindakan kelas akhirnya menemukan takdirnya. Buku tersebut ternyata banyak disukai para guru dan menjadi rujukan para dosen di perguruan tinggi yang mengajar mata kuliah penelitian tindakan kelas atau biasa disingkat PTKÂ
Pertemuan demi pertemuan dengan Prof. Conny Semiawan terus berjalan semakin sering. Beliau sering menelepon saya untuk dibuatkan slide presentasi. Beliau sangat suka dengan slide presentasi yang saya buat.
Sayapun akhirnya banyak mendapatkan ilmu baru dari beliau saat membuat slide presentasi. Bahkan saya sempat tidak enak ketika beliau memberikan saya uang sebagai rasa terima kasih, karena sudah dibuatkan slide presentasi. Padahal saya yang seharusnya berterima kasih. Sebab banyak ilmu baru yang saya dapatkan dari beliau.
Saat saya berkonsultasi untuk penyelesaian tesis yang berjudul meningkatkan minat dan kreativitas menulis siswa melalui blog di internet, beliau selalu bertanya tentang Labschool Jakarta saat itu.
Saya ceritakan apa adanya dan beliau merasa sedih ketika mendengar tokoh pendidikan seperti Prof. Dr. Arief Rachman tidak dilibatkan dalam pengelolaan sekolah Labschool. Padahal beliau salah satu tokoh pendidikan yang banyak berjasa dalam mengembangkan Labschool Jakarta.
Pimpinan badan pengelola Labschool yang baru nampaknya tak ingin ada matahari kembar. Padahal Labschool dibangun selama ini berkat jasa-jasa mereka dan adanya kolaborasi semua pihak. Baik guru dan karyawan serta elemen yang ada di dalamnya.