Apa kabar sahabat kompasiana? Semoga kawan-kawan berada dalam keadaan sehat dan menikmati liburan sekolah bersama keluarga tercinta.
Kali ini Omjay akan bercerita tentang kegagalan menjadi guru penggerak Kemdikbudristek. Omjay gagal dalam simulasi mengajar angkatan kelima.
Omjay gagal karena akses internet kurang bersahabat dan Omjay dinyatakan tidak lulus menjadi guru penggerak Indonesia versi Kemdikbudristek.
Sambil menikmati semangkok Indomie pakai telur dan sawi hijau, Omjay ceritakan kisah ini. Semoga dapat membuat pembaca tersenyum melihat anak-anak yang berada di belakang Omjay.
Mereka dengan sabar menunggu dibuatkan indomie juga. Rupanya makan mie menjadi makanan favorit anak-anak he-he-he.
Saat diumumkan sebagai calon guru penggerak dan lolos tahap kedua, Omjay senang sekali.
Apalagi begitu melihat jadwal di SIM PKB. Ada perasaan bangga, karena sudah berhasil di tahap pertama.
Omjay dihubungi panitia dan diminta siap untuk simulasi mengajar. Omjay lupa kalau saat itu adalah jadwal pernikahan pak Humaedi guru bahasa Indonesia.
Kalau tidak hadir rasanya tidak enak. Sebab pernikahan hanya berlangsung sekali seumur hidup. Omjay hubungi panitia kalau simulasi mengajar akan dilakukan dari daerah Banten.
Ternyata jaringan di sana kurang bagus. Begitu masuk google meet jaringan putus nyambung. Omjay diminta menunjukkan KTP dan diminta memperkenalkan diri. Ada dua orang asesor yang siap mewawancarai Omjay.
Namun, untung tak dapat diraih dan malang tak dapat ditolak. Jaringan di sana ternyata kurang bersahabat alias lemot. Akibatnya Omjay dinyatakan tidak lulus seleksi calon guru penggerak.
Bagi Omjay semua itu ada hikmahnya. Omjay bisa fokus untuk urusan lain. Omjay bisa fokus untuk menyelesaikan laporan penelitian disertasi dan Alhamdulillah bisa lulus di ujian tertutup dan terbuka di pascasarjana UNJ.
Gagal menjadi guru penggerak bukan berarti kita gagal berkarir dalam menjalankan tugas pokok sebagai guru. Kita masih bisa menjadi guru penggerak dan tetap berkarya.
Kegagalan adalah sukses yang tertunda. Bekali kita gagal lekas bangkit dan cari akal. Berkali kita jatuh lekas berdiri jangan mengeluh.
Ambil hikmah dari kegagalan yang diterima lalu segera bangkit untuk terus bergerak, dan menggerakkan orang lain.Â
Menjadi guru penggerak akan banyak ujian dan cobaan. Selalu memberikan teladan adalah langkah awal mencapai kesuksesan. Teruslah menjadi guru dan menginspirasi muridnya.
Besok semua guru di SMP Labschool Jakarta akan pergi ke Turki. Kami semua belum ada yang lulus sebagai guru penggerak. Kami tetap happy dan berlibur di Cappadocia. Dalam novel layangan putus tertulis. Cappadocia its my dream.Â
jadilah guru penggerak yang mampu mewujudkan mimpi menjadi nyata.
Demikianlah sedikit kisah omjay hari ini. Semoga bermanfaat untuk pembaca kompasiana.
salam blogger persahabatan
Omjay
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI