Mengapa kekuatan perkataan dapat menyembuhkan?
Malam ini saya terbangun dari mimpi. Saya bermimpi akan kembali sehat. Saya diajak almarhum ayah keliling dunia. Ayah berpesan agar saya menjaga pola makan dan menjaga pikiran agar berpikir positif.
Kata ayah, berpikir positif akan melahirkan energi positif. Sayapun diajaknya berceramah dari kampung ke kampung. Dalam ceramah ayah, beliau banyak menyinggung soal waktu dan kesehatan manusia.
Pesan ayah itu selalu saya ingat selalu. Pasca terkena serangan stroke, saya mulai menjaga diri saya dari berbagai makanan dan minuman yang masuk ke dalam diri dan tidak terlalu ngotot dalam bekerja. Kalau sudah capek saya langsung beristirahat.
Seperti kemarin, saat saya sedang mengetik komputer, tiba-tiba kepala saya pusing dan seperti ada gempa bumi. Saya langsung berhenti bekerja dan mengucapkan astaghfirullah. Saya katakan dalam diri saya kalau kamu harus sehat.
Kamu harus sehat
Kamu harus sehat
Kamu harus sehat
Kamu harus kuat
Begitulah cara yang saya lakukan dan mengajak diri saya untuk sembuh. Alhamdulillah serangan stroke yang kedua itu dapat saya atasi dengan baik. Saya pun langsung istirahat dan menidurkan diri sejenak. Tak ada orang di ruangan. Bila saya meninggal saat itu, tak ada orang yang tahu. Hanya malaikat pencabut nyawa yang ada bersama saya.
Setelah saya istirahat, sayapun mengambil air wudhu. Kemudian saya sholat dan meminta kepada Allah SWT untuk disembuhkan. Saya minta diberikan kesehatan dan panjang umur yang bermanfaat buat orang banyak. Apa artinya panjang umur kalau kita tidak bermanfaat buat orang banyak.
Saya langsung membuka Kompasiana dan mulai menulis. Kemudian tulisan tersebut saya posting ke berbagai media sosial. Saya berharap itu bukan tulisan terakhir saya di Kompasiana.
Salam blogger persahabatan
Omjay
Guru blogger Indonesia
Blog https://wijayalabs.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H