Dalam hitungan detik, buah yang terletak di atas meja berpindah tangan seiring dengan nada keras Ani dan Andi, "Apeeeeel."Â
Dinipun terkejut melihat kejadian yang mendadak itu. Secara spontan Dini menangis dan menjerit, "Apel-apel." Seisi rumahpun tertawa melihat tingkah laku Dini yang lucu.
Ternyata sebuah gambar atau foto tentang apel bisa kita jadikan tulisan yang berbentuk fiksi dan non fiksi. Tinggal kita pilih daja, tulisan apa yang ingin kita pelajari. Semua itu perlu latihan dan latihan dalam menulis.
Sri Widyaningsih Pangkey: Apel
Apel merah nan segar menjadi simbol bagi perasaan cinta nan membara. Warnanya yang merona menjadi tanda bagi kecantikan feminim. Mungkin, rasa apel yang manis menjadi ibarat untuk sebuah harapan agar cinta pun semanis apel.
Muhammad Alfatih:Â
Sudah menjadi kebiasaan ku sejak awal-awal pernikahan suka membawa bingkisan untuk istri kalau pulang bepergian. Biasanya bingkisan-bingkisan itu berbeda-beda. Tapi sejak mengandung anak pertama istriku minta dibawain apel hijau saja.
Kebiasaan itu berlanjut hingga hamil anak yang ke-3. Namun, saat hamil si bungsu ini, istriku minta dibawain apel merah.
Ada hal yang lain pada si bungsu. Dia menyukai warna merah. Waktu dia kelas satu SD. Waktu pembagian buku raport. Dia marah-marah karena nilai merahnya hanya satu, sedangkan temannya ada yang dua bahkan tiga. Apakah ini ada hubungannya dengan kesukaan ibunya waktu hamil? Entahlah.
Demikianlah sedikit kisah Omjay dalam berbagi ilmu menulis. Sebuah apel bisa dijadikan bahan tulisan yang menarik. Anda bisa saja memberi judul ada apa dengan apelku?