Ibarat sebuah makanan yang lezat, Pancasila sebagai ideologi bangsa seharusnya dapat dinikmati oleh semua. Seperti sarapan pagi Omjay dengan Indomie telor dengan sayur sawi hijau dan cabe rawit pedas ditambah saus tomat yang lezat. Apalagi ditambah sebutir telur ayam yang menambah nikmatnya sarapan pagi. Sungguh sebuah kenikmatan yang tiada terkira bagi mereka yang sehat.
Sewaktu Omjay sakit, makanan seenak apapun tak ada yang bisa masuk perut. Semua makanan terasa pahit di lidah. Itulah mengapa sebuah ideologi tidak akan pernah masuk ke hati manusia bila dirinya sedang sakit. Orang itu harus disembuhkan dulu agar ideologi Pancasila bisa masuk ke dalam dirinya.
Peradaban Pancasila akan terus tumbuh dan berkembang bila kita semua saling memahami kelima sila yang ada dalam Pancasila. Pancasila akan terus tumbuh bersama orang-orang sehat. Bangunlah jiwanya, bangunlah raganya untuk Indonesia Raya.
Ketuhanan yang maha esa harus dimulai dari diri sendiri bahwa Tuhan itu tunggal. Kita laksanakan semua ajaran agama dengan baik dan benar.
Kemanusiaan yang adil dan beradab harus dipahami bahwa kita adalah manusia yang adil dan beradab. Bukan seperti binatang yang hidup memakan saudaranya sendiri.
Persatuan Indonesia harus dipahami bahwa kita harus menjaga persatuan sehingga bangsa Indonesia menjadi unggul di segala bidang kehidupan.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan harus dilaksanakan dengan hukum yang tertata dengan baik sehingga tak terjadi hukum rimba. Siapa yang kuat dia yang berkuasa. Hal ini tidak boleh terjadi di negara Indonesia.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia harus terus dilakukan sehingga si miskin diperlakukan secara adil di mata hukum. Si kaya selalu membantu si miskin agar bisa tetap hidup layak sebagai manusia.
Begitulah sedikit curah pendapat Omjay yang sedang asyik berkebun hari ini. Senangnya berkebun adalah ketika melihat tanaman berbuah dan berbunga.