Minggu, 22 Juni 2022 Omjay dan pak Asep diajak jalan-jalan ke gedung sate oleh pak Dede, guru SMKN 2 Bandung. Kami berfoto di depan gedung sate dan setelah itu diajak makan siang di depan gedung sate.
Rasa satenya tidak kalah dengan sate yang ada di rumah makan terkenal yang ada di kota Bandung. Rasanya bintang lima dan harganya kaki lima. Sangat pas dikantong kami harga sate sapi sepuluh tusuk dengan lontong ditambah sambal.
Seorang ibu tua membakar satenya dengan penuh kesungguhan hati. Kami memesannya 3 porsi. Masing-masing porsi berisi sepuluh tusuk sate dengan harga Rp. 35.000.
Sambil menunggu sate matang, kami mengambil foto. Bahagia rasanya bisa jumpa kang UU Fathullah dan Kang Ridwan Kamil di depan gedung sate Bandung.
Walaupun tidak bertemu secara langsung, foto mesra dengan kang UU dan kang Emil telah membuat saya menemukan ide dalam menulis pagi ini.
Sudah banyak perubahan yang ada di depan gedung sate. Dulu tidak ada pagar masuk, sekarang ada pagar masuk berwarna hitam. Tulisan gedung sate mundur ke belakang. Banyak orang yang selfi di gedung ini. Pak Dede memotretnya bagus sekali.
Di depan gedung sate ada gedung ibu. Ingin sekali masuk ke dalamnya. Namun masih tutup dan belum bisa dibuka untuk umum. Ada foto mantan gubernur jawa barat sebelumnya. Namun tangan-tangan jahil membuat foto-foto menjadi tak terlihat.
ide menulis bisa datang darimana saja. Bisa dari pengalaman atau kisah nyata seperti Omjay. Bisa juga dibuat dalam bentuk fantasi atau khayalan. Tergantung dari sisi mana kita menulis. Setiap orang punya sudut pandang dan gaya berbeda dalam menulis.
Setelah check out atau keluar dari hotel Fave Cihampelas Bandung, kami diajak jalan-jalan mengelilingi kota Bandung. Kami menumpang mobil kang Dede yang menikah dengan wanita asal Sumenep. Beliau pulang kampung saat lebaran Idul Fitri kemarin. Beliau cerita pulang ke Sumenep sekarang enak. Sudah banyak jalan tol untuk sampai ke tujuan mudik.
Â
Pak Dede Cahyadi adalah temen SMP pak Asep. Beliau dulu ditugaskan di Jawa Timur dan mutasi ke Jawa barat. Sekarang beliau menjadi guru informatika di SMKN 2 Bandung. Posisi sekolahnya tidak jauh dari SMP taruna bakti Bandung. Beliau cerita kalau kegiatan PGRI di kota Bandung masih belum terasa gaungnya. Jadi pengurus PGRI kota Bandung harus lebih kerja keras mengajak guru untuk aktif di kegiatan PGRI.
Setelah jalan-jalan ke gedung sate dan menikmati sate dan rujak, kami berpisah tujuan. Omjay dan pak Asep langsung ke jalan Jamika untuk kembali ke Jakarta. Sedangkan pak Dede kembali ke rumahnya di kota Bandung.
Rencana pagi ini jam 10 sampai jam 11 akan bertemu dengan bapak Direktur SMK di kantor Kemdikbudristek Senayan. Mohon doanya lancar.dan pak Asep Suparman akan kembali ke Bengkulu pukul 14.00 wib.
Demikianlah sedikit kisah Omjay hari ini. Semoga bermanfaat buat pembaca kompasiana. Banyak sekali ide di depan mata kita yang bisa dijadikan ide dalam menulis. Omjay menuliskannya dalam bentuk kisah nyata. Pesan Omjay, menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi.
salam blogger persahabatan
Omjay
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H