Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi

Mudik ke Singapura atau ke Singaparna?

5 Mei 2022   19:57 Diperbarui: 5 Mei 2022   23:38 2640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baca Juga: Mudik Asyik bersama Iwan Fals dan BCL

Alhamdulillah kami sekeluarga sudah sampai Singapura eh Singaparna. Dari desa Taraju Tasikmalaya ke desa Sukawangi Tasikmalaya kendaraan lancar. Tidak kami temui kemacetan. Kami berangkat setelah makan siang. Teh Ina sudah memasak banyak untuk rombongan kami dari Wanaraja Garut.

Dokpri
Dokpri

Kami tiba di Singapura eh Singaparna Tasikmalaya sekitar pukul 15.00 WIB. Ikan bakar sudah disiapkan bunda Betti dan keluarga. Mereka menyambit eh menyambut kedatangan kami dengan sukacita. 


Sudah 2 tahun kami tidak berkunjung ke saung aki Atan. Sudah banyak perubahan kami rasakan. Sekarang sudah ada kandang ayam kampung dan tambahan kolam ikan.

Dokpri
Dokpri
Rombongan kami 2 mobil avanza langsung diterima dengan penuh kehangatan. Sehangat bakwan goreng yang dibuat oleh Dinda, anaknya bunda Betti dan aki Atan.

Dokpri
Dokpri

Ternyata ada datang juga duluan rombongan 6 motor dari Depok. Mereka datang lebih dulu di saung aki Atan di kampung ranca pendeuy Sukawangi. Ramai sekali temen-temen yang datang ke sini.

Dokpri
Dokpri

Di dalam saung aki Atan ada balong atau kolam ikan. Anak pertama saya intan langsung minta ikutan memancing ikan. Senang juga punya hobi baru memancing ikan. Biasanya Intan suka memancing keributan sehingga adiknya Berliana suka marah, he-he-he.

Dokpri
Dokpri

Alhamdulillah anak saya intan dapat 4 ekor dari hasil memancing ikan. Aldi keponakan saya langsung memegang ikannya supaya tidak kabur dan aki Atan langsung menyiapkan tempat untuk ikan yang sudah berhasil dipancing.

Kelapa muda/dokpri
Kelapa muda/dokpri

Selain ikan bakar, kami juga disediakan air kelapa muda yang baru dipetik dari pohonnya. Juga buah pepaya yang matang dari pohonnya. Rasanya segar dan enak sekali di tenggorokan ini. Buah kelapa dan pepaya menambah santapan kami di sore hari.

Omjay mancing/dokpri
Omjay mancing/dokpri

Habis makan ikan bakar, Omjay diajari aki Atan cara memancing ikan. Alhamdulillah dapat ikan mujair hias. Ikannya masih kecil untuk dibakar, jadi saya lepaskan kembali ikannya. Rasanya tidak tega kalau memakan ikan sekecil itu. Kalau ikannya besar seperti ikan gurame, pasti akan sangat lezat bila dibakar dadakan.

dokpri
dokpri

Selain punya kolam ikan, aki Atan juga memelihara ayam kampung untuk dipotong dan dimakan dagingnya. Katanya lebih mahal dari ayam negeri. Memang rasa daging ayam kampung lebih enak daripada ayam negeri. Apalagi kalau dibikin opor ayam.

Dokpri
Dokpri

Bunda Betti juga mengajak kami berkeliling ke kandang ayam. Omjay melihat banyak sekali ayamnya dipelihara dan minta makan. Ayam yang suka makan badannya gemuk dan dagingnya enak dimakan.

Dokpri
Dokpri

Di bawah kandang ayam ada kolam ikan. Kotoran ayam langsung dimakan ikan-ikan yang ada di bawahnya. Senang sekali melihat ayam kampung dipelihara dan dibiarkan gemuk agar dapat dikonsumsi manusia. Daging ayam kampung banyak dicari orang ketika lebaran.

Dokpri
Dokpri

Kami juga melihat telur ayam yang akan ditetaskan di mesin pencetak anak ayam. Kata bunda Betti per ekor ayam kampung bisa dijual 75.000 bahkan bisa tembus sampai Rp. 100.000. Alhamdulillah sudah laku sekitar 300 ekor kata bunda Betti.

Pulang dari saung Atan kami bertemu dengan kemacetan. Tadinya kami mau langsung pulang ke Bandung. Tapi melihat kemacetan yang padat merayap membuat kami memutuskan untuk bermalam di kampung bojong Wanaraja Garut.

Saat saya menuliskan kisah Omjay ini, kemacetan masih terjadi. Semoga rombongan kami segera sampai tujuan dengan selamat

Sebenarnya banyak kisah atau cerita yang ingin dituliskan selama kami mudik di kampung halaman. Lain waktu akan kami lanjutkan.

Salam blogger persahabatan

Omjay

Guru blogger Indonesia

Blog https://wijayalabs.com

Omjay/dokpri
Omjay/dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun