Mari kita menjemput malam Lailatul Qadar dengan perasaan senang dan bahagia. Sebahagia supir truk yang sedang mengantarkan beras ke pasar beras Cipinang Jakarta Timur.
Pagi ini hujan turun rintik-rintik di Jakarta. Saya berangkat ke sekolah melalui jalan-jalan biasa. Omjay tidak bisa lewat tol. Sebab hari ini tanggal ganjil. Sedangkan mobil Omjay bernomor genap.
Lewat jalan biasa harus sabar. Banyak motor yang berjalan kencang. Kalau tidak hati-hati bisa menabraknya. Itulah yang saya rasakan ketika lewat jalan revolusi sampai jalan pemuda Rawamangun Jakarta Timur.
Begitu pula kalau kita ingin menjemput malam Lailatul Qadar. Kita harus sabar dan bisa menahan segala macam godaan dari dalam diri. Godaan hawa nafsu adalah godaan terberat dalam diri manusia.
Malam Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Di dalamnya ada kemuliaan Ramadhan. Hanya orang-orang terpilih yang dapat menjemput malam Lailatul Qadar. Semoga kita adalah manusia yang terpilih itu.
Sudah banyak orang yang mengajarkan bagaimana menggapai malam Lailatul Qadar. Mudah untuk didengarkan namun tidak mudah untuk dijalankan.
Jadilah manusia pilihan Allah. Seorang manusia yang mampu menjemput malam Lailatul Qadar dengan karomahnya. Teruslah membaca Al Qur'an dan pahami isinya. Lalu jalankan dalam kehidupan sehari-hari.
Jadikan Qur'an dan Sunnah sebagai panduan agar kita tak tersesat jalan. Semoga Allah menerima ibadah puasa kita selama bulan Ramadhan dan kita mendapatkan malam Lailatul Qadar. Sebuah malam yang dangat indah. Sebuah malam yang banyak mengandung berkah. Sebuah malam yang di dalamnya ada Rahmat dan maghfirah dari Allah SWT.
Salam blogger persahabatanÂ
OmjayÂ
Guru blogger Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
